Tebarkan Pesona-mu di Langit
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku,
niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.(Surat Ali Imran ayat 31)
Cintailah Allah dan Ikutilah Rasul-Nya (Aplikasi Tebar Pesona)
Menjadikan
Penguasa Langit (Allah swt) dan Penduduk langit terpesona bukan gratisan, akan
tetapi ada kewajiban yang harus ditunaikan dalam kehidupan. Yang pertama adalah
dengan mencintai Allah swt, dan yang kedua adalah mengikuti rasul-Nya. Dua
resep itulah yang akan menjadikan pesona hidup kita menggetarkan penduduk
langit dan bumi.
Mencintai
Allah swt sebagaimana Allah swt berfirman dalam ayat di atas bahwa jika cinta
kita kepada Allah swt sempurna maka Allah swt pun akan mencintai dan mengasihi
kita. Akan tetapi kita juga tidak bisa mencintai Allah swt tanpa sebuah
teladan, maka mengikuti Rasulullah saw sebagai pribadi yang kecintaanya
sempurna di sisi Allah swt. Banyak ayat al-Qur’an yang menjelaskan cinta kita
kepada Allah swt, sehingga penduduk langit dan bumi-pun mencintai kita:
1. Menebar Pesona dengan Infaq
Allah swt berfirman: dan belanjakanlah
(harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri
ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang berbuat baik. (Al Baqarah 195)
Menjadikan diri “ngoyo” dan menyibukan diri untuk
mengharapkan Allah swt mencintai kita adalah cara terbaik untuk menjadikan diri
kita pantas dicintai Allah swt dan seluruh penduduk langit dan bumi. Langkah pertama
dalam tebar pesona adalah menyibukan dengan infaq dijalan Allah swt.
Menginfaqkan harta dijalan Allah swt adalah cara yang
sangat ampuh menghadirkan pertolongan Allah swt, walaupun yang melaksanakan
adalah bukan ummat Islam. Jangan sampai kita berinfaq ketika ajal sudah dekat,
:
Artinya:” Hai orang-orang yang beriman,
belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezki yang telah Kami berikan
kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan
tidak ada lagi syafa'at. dan orang-orang
kafir Itulah orang-orang yang zalim.(al-Baqarah ayat 254)
Coba dech kita lihat ayat di atas, Allah swt larang kita
untuk tidak berinfaq ketika ajal sudah dekat. Ini biasanya sering terjadi pada
manusia. Ketika sudah sakaratul maut baru ingat “harta ini untuk si-fulan,
harta ini untuk si-fulanah”. Orang yang berinfaq menunggu ajal, tidak
mendapatkan cinta Allah swt, bahkan mendapatkan predikat “dzalim disisi Allah
swt.
Artinya” dan belanjakanlah sebagian dari apa
yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang
di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak
menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat
bersedekah dan aku Termasuk orang-orang yang saleh?" (al-Munafiqun ayat
10)
Demikianlah keadaan orang-orang yang mereka tidak mau
berinfaq ketika masih lapang. Akan tetapi juga ketika berinfaq dalam rangk
tebar pesona di langit jangan sampai dikotori dengan sifat pamer” tebar pesona
di bumi” mengharapkan pujian manusia, menyebut-nyebut dalam rangka mengharapkan
orang lain terpesona dan memujinya, karena hal ini hanya akan menghancurkan
“cinta Allah dan penduduk langit” :
Artinya” Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan
(pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si
penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia
dan Dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang
itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa
hujan lebat, lalu menjadilah Dia bersih (tidak bertanah). mereka tidak menguasai
sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang yang kafir” (al-Baqarah ayat 264)
Subhanallah demikianlah keadaan orang yang menafkahkan
rizkinya hanya dalam rangka “ tebar pesona di bumi” Allah swt lenyapkan pahala
yang di janjikan baik di dunia dan akhirat.
Infaq di jalan Allah swt dalam rangka mencari popularitas
di langit “ sehingga Allah swt mengenalnya, para malaikat mengaguminya” maka
hal inilah yang menjadikan dirinya menjadi orang yang sukses, karena Allah swt
tidak akan mungkin meninggalkan dirinya dalam kesusahan. Konsep ini dapat
diaplikasikan dalam setiap bidang yang digeluti oleh manusia, ketika dia ingin
sukses dalam menuntut ilmu, maka memperbanyak sedekah dengan hanya mengharap
ridho Allah swt, akan Allah swt tolong dan bimbing menuju kesuksesan studi.
Begitu juga dalam rangka mencari rizki, ketika kita banyak memberi kepada Allah
swt, maka Allah swt pun akan banyak memberi kepada kita. Dan masalah apapun
yang kita hadapi dapat kita selesaikan dengan tebar pesona infaq ini.
Sebuah contoh sederhana adalah bagaimana kesuksesan
Abdurrahman bin Auf ra, dengan kedermawananya dia tidak pernah diberikan
kerugian oleh Allah swt. Pada suatu saat dia sangat ingin sekali merasakan
rugi, maka dia memerintahkan kepada pegawainya untuk memeram kurma agar busuk,
sehingga tidak laku untuk dijual. Tapi ketika kurma telah busuk, kemudian
digelar dan dijual, dengan harapan dia merasakan kerugian, ternyata hari itu
juga Allah swt turunkan penyakit yang obatnya adalah kurma busuk.
2. Menebar Pesona dengan Taubat dan Mensucikan diri
Artinya: mereka bertanya kepadamu tentang
haidh. Katakanlah: "Haidh itu adalah suatu kotoran". oleh sebab itu
hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu
mendekati mereka, sebelum mereka suci . apabila mereka telah Suci, Maka
campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang
mensucikan diri. (Al-Baqarah 222)
Instrumen tebar pesona langit yang kedua adalah
memperbanyak taubat dan mensucikan diri. Taubat adalah instrumen yang sangat
luar biasa dalam rangka menggetarkan Arsy Allah swt sehingga Allah swt turunkan
ampunan dan pertolongan-Nya.
Taubat secara bahasa artinya kembali kepada Allah swt.
Setelah kita banyak melakukan hal-hal yang tidak di ridhai Allah swt, maka kita
kebali kepada keridhaan Allah swt. Setelah terlalu jauh dari Allah swt, kembali
mendekat kepada Allah swt. Inilah yang menyebabkan Allah swt sangat mencintai
orang-orang yang bertaubat. Allah swt berfirman:
Artinya:” Hai orang-orang yang beriman,
bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang
semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan
memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari
ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia;
sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil
mereka mengatakan: "Ya Rabb Kami, sempurnakanlah bagi Kami cahaya Kami dan
ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."(
al-Tahrim ayat 8)
Demikianlah keadaan orang yang mau bertaubat dengan
sebenar-benarnya taubat. Allah swt janjikan kepada orang yang bertaubat dengan
pahala yang begitu besar, diampuni segala dosa dan jannah yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, bahkan Allah swt akan berikan pancaran cahaya yang
terang kepada orang-orang yang bertaubat.
Instrumen tebar pesona yang mengiringi taubat adalah
selalu menjaga kebersihan diri. Baik kebersihan dzohir maupun bathin. Oleh
sebab itu rasulullah saw bersabda” kebersihan itu sebagian dari iman”(HR.Muslim).
Allah swt sangat mencintai orang-orang yang menjaga kebersihan dirinya dan
kebersihan segala apa yang terkait dengan kehidupanya, oleh sebab itu sebelum
kita menghadap Allah swt kita diwajibkan untuk bersuci, baik dengan wudhu,
mandi ataupun bertayamum. Ini adalah simbol bahwa Allah swt memang mengharapkan
kita menjadi pribadi yang bersih, dan selalu menjaga kebersihan.
Ada realitas yang sangat bertentangan dalam diri ummat
Islam, betapa banyak di antara kita ini yang tidak menjaga kebersihan, sampah
berserakan, wc berbau menyengat, got-got saluran air penuh dengan sampah,
bahkan sungai pun menjadi tempat sampah yang sangat panjang di negeri ini. Muncul
sebuah pertanyaan: Bagaimanakah Allah swt akan mencintai kita ? ketika
masalah yang paling sederhana ini saja kita belum mampu melaksanakan.
Marilah, wahai saudaraku kita laksanakan ini,
yang berhak bersih itu kita, yang berhak mendapatkan kebaikan itu kita sendiri.
Ciri negara maju itu bersih, sehingga dapat menarik pesona langit dan makhluk bumi.
Ketika Allah swt sudah kesengsem dengan “penampilan bersih” hamba-Nya tentulah
Allah swt akan berikan kehidupan yang baik, sehat dan layak, akan tetapi ketika
“penampilan kotor” yang ditunjukan baik kotor fisik maupun hati, pastilah Allah
swt juga benci kepada kita. Sangat sederhana bukan !
3. Menebar Pesona dengan Taqwa
Artinya:” (Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang
dibuat)nya dan bertakwa, Maka Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertakwa. (Ali Imran 76)
Ketakwaan adalah akhlak yang sangat tinggi di sisi Allah
swt, bahkan Allah swt memuliakan orang yang bertaqwa. Umar bin al-Khattab ra
menyebutkan bahwa taqwa adalah seperti orang yang berjalan di atas jalan yang
berduri. Taqwa adalah rem dalam kehidupan, ketika kita mampu mencegah diri kita
untuk tidak menentang Allah swt dan
menguatkan diri untuk mentaati perintah Allah swt. Oleh sebab itu ketaqwaan
menempati kedudukan yang spesial dalam al-Qur’an. Begitu juga orang yang
bertaqwa mampu menggaet Cinta Allah swt.
Dalam rangka menebar pesona di langit ketaqwaan sangat efektif, mari
kita telusuri bagaiamana indikator taqwa itu sendiri:
a.
Selalu mengimani yang ghaib, mendirikan
sholat, menginfaqkan rizki, mempercayai kitab-kitab, dan meyakini hari akhir
(02:02-05)
b.
Selalu Menepati Janji terhadap Allah swt (
al-Mu’ahadah)
c.
Selalu Meninggalkan Harta Haram ( 2:212)
d.
Selalu menjadikan Perhiasan Dunia sebagai
Perhiasan bukan Tujuan (3:15)
e.
Berpegang teguh dengan tali Allah swt dan
Selalu berjama’ah (3: 102)
f.
Menikah dan Memelihara anak Yatim (04: 1-3)
g. Selalu berbuat adil dalam hidup (05:08)
Ketaqwaan adalah senjata ampuh untuk tebar pesona,
mencari perhatian Allah swt dan agar Allah swt jatuh cinta kepada kita. Sehingga
ketika Allah swt sudah jatuh cinta dengan kecintaan yang besar, maka tidak
mungkin Allah swt membiarkan kita dalam kesusahan, dalam kegalauan. Allah swt
pasti akan memberikan yang kita minta, bahkan yang kita tidak minta, karena
hakikatnya Allah swt Mengetahui apa yang kita butuhkan dalam hidup ini.
Taqwa mendapatkan
porsi yang sangat besar dalam al-Qur’an sebagai aksi nyata tebar pesona di
langit, sehingga Allah swt menjanjikan kepada orang yang bertaqwa
Artinya:”...... Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan
Mengadakan baginya jalan keluar. dan memberinya rezki dari arah yang tiada
disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah
akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang
(dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap
sesuatu. (al Thalaq ayat 2-3)
Ayat di atas ada dua janji Allah swt kepada orang yang
bertaqwa; yang pertama adalah diberikan jalan keluar, dan yang kedua adalah
diberikan rizki yang tak disangka-sangka. Bahkan Allah swt janjikan pula kepada
orang yang mau menyerahkan diri-Nya kepada Allah swt maka Allah swt akan
cukupkan segala urusanya.
Dalam kehidupan kita, dalam segala bidang; kita mengalami
masalah-masalah yang berbeda-beda, kadang sulit, sedang maupun susah. Ketika
kita mengalami hal-hal seperti itu, kita langsung berfikir aspek menejemen,
aspek tekhnis bahkan aspek eksternal, jarang sekali kita mengembalikan kepada
ketaqwaan kita hari ini seperti apa ? tawakkal kita seperti apa ? ibadah kita
seperti apa ? sehingga ketika tidak kita kembalikan kepada ketaqwaan kita,
tidak kita kembalikan urusan ini kepada Allah swt maka yang muncul adalah
kegalauan, kejengkelan, kebuntuan dan kemarahan.
Ketika kita mau meningkatkan kembali ketaqwaan kita dalam
aspek keyakinan kita kepada Allah swt, aspek ibadahnya, aspek akhlaknya, maka
Allah swt pasti akan berikan solusi indah terhadap hidup kita, bahkan Rizeki
yang tak disangka-sangka, tak terhitung nilainya dalam hidup kita. Tidak ada
jalan lain, ketika kita ingin menjadi pejabat tingkatkan ketaqwaan, ingin omzet
bisnisnya naik tingkatkan ketaqwaan, ingin mempunyai jodoh yang baik tingkatkan
ketaqwaan, ingin memiliki anak yang sholih tingkatkan ketaqwaan. Dalam ayat
selanjutnya Allah swt juga menjanjikan kepada kita, yang mau meningkatkan
ketaqwaan:
Artinya:”........ dan barang -siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya
Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya. Itulah perintah Allah yang
diturunkan-Nya kepada kamu, dan Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya
Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipat gandakan pahala
baginya. (al-Talaq ayat 4-5)
Allah swt sekali lagi menjanjikan kepada kita bahwa akan
memberikan garansi kemudahan dalam segala urusan kita, bahkan akan menghapuskan
atau mungkin menghindarkan kita dari kesalahan-kesalahan yang pernah kita
lakukan, dan akan melipat gandakan pahala di dunia maupun di akhirat. Garansi
yang luar biasa kepada kita semua sebagai hamba-Nya. Tinggal bagaimana kita
mengajukan proposal klaim saja kepada Allah swt, agar garansi itu dicairkan
kepada kita. Tingkatin aja dech ketaqwaan kita, yang wajib, ame yang sunnah
jalanin, tinggalin tuh dosa besar juga jangan remehin dosa kecil, sukses dech!
4. Menebar pesona dengan Ihsan
Artinya:” (yaitu) orang-orang yang menafkahkan
(hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan
amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang
berbuat kebajikan. (Ali Imran 134)
Dalam rangka tebar pesona di langit adalah dengan
memperbanyak berbuat ihsan. Ihsan adalah berbuat baik kepada orang yang berbuat
tidak baik kepada kita. Sebuah contoh:
Dulu rasulullah saw sering diludahin oleh
seorang kafir setiap akan berangkat ke mesjid, maka suatu saat beliau berangkat
ke mesjid kok tidak ada yang meludahin, maka dia bertanya kepada tetangga si
kafir tersebut” di mana si fulan? Tumben gak kelihatan ! jawab tetangga:” si
fulan sedang sakit ya Rasul. Maka seketika itu juga Rasulullah saw mengambil
makanan dan beberapa kebutuhan untuk menjenguk si kafir tersebut. Maka apa yang
terjadi sikafirterebut terkejut, dan merasa bersalah, karena selama ini dia
selalu mengganggu nabi, tapi Nabi malah yang pertama datang menjenguknya, maka
Islam-lah beliau”
Demikianlah Ihsan mampu menjadikan musuh kita menjadi
teman yang paling dekat dengan kita, sebgaimana Allah swt berfirman:
Artinya:” dan tidaklah sama kebaikan dan
kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, Maka tiba-tiba
orang yang antaramu dan antara Dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi
teman yang sangat setia.. sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan
melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan
kepada orang-orang yang mempunyai Keuntungan yang besar.(Al Fushilat ata 34-35)
Demikianlah Ihsan dijelaskan dalam al-Qur’an, begitu
mulia dan luar biasanya orang yang ihsan. Ihsan dapat dilakukan terhadap suami
atau istri, ihsan terhadap anak, ihsan terhadap tetangga, ihsan terhadap
rekanan bisnis, ihsan terhadap musuh dan yang lainya. Bahkan ihsanpun
dianjurkan terhadap hewan sembelihan.
Allah swt sangat mencintai orang-orang yang berbuat ihsan
dalam hidupnya. Orang ihsan akan selalu berada dalam naungan dan karunia Allah
swt, dia tidak akan mengatakan kecuali perkataan yang mulia, dia tidak berbuat
kecuali yang baik, bahkan tidak akan memutuskan sesuatu kecuali sesuatu yang
terbaik. Allah swt berfirman “
Artinya:” karena itu Allah memberikan kepada
mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. dan Allah menyukai
orang-orang yang berbuat kebaikan. ( Ali Imran 148)
Demikianlah balasan bagi orang yang ihsan. Mereka
mendapatkan balasan di dunia dengan kesejahteraan dan kebahagiaan dalam
kehidupan. Hidupnya akan sejahtera secara ekonomi, keluarga yang bahagia,
anak-anak yang sholih, usaha yang lancar, belajar yang mudah dan hidup berkah.
Apalagi di akhirat Allah swt akan berikan pahala yang baik, surga yang luasnya
selangit dan bumi.
Ihsan hakikatnnya adalah untuk kebaikan manusia itu
sendiri. Sehingga setiap kebaikan yang kita lakukan dalam kehidupan ini,
hakikatnya adalah investasi kesuksesan yang akan kita petik baik cepat maupun
lambat. Allah swt membagi ihsan dalam beberapa hal:
a.
Menjadikan Islam sebagai shibghah dirinya
adalah ihsan (02:138)
b.
Orang yang pasrah menyerahkan diri kepada
Allah swt adalah ihsan (04:125)
c.
Orang yang menjadikan al-Qur’an sebagai hukum
dan sumber hukum adalah ihsan (05:50)
d.
Memelihara anak yatim dan tidak menggunakan
hartanya untuk hal yang batil adalah ihsan (06:152)
e.
Beramal yang berkualitas dan profesional
adalah ihsan (11:7)
f.
Berdiskusi dengan cara tenang dan terbaik
dibandingkan lawan bicaranya adalah ihsan (16:125)
g.
Berdakwah (mengajak manusia) untuk menuju
jalan Allah swt adalah ihsan (41:33)
h.
Membalas keburukan dengan kebaikan adalah
ihsan (41:34)
5. Menebar Pesona dengan Kesabaran
Artinya:” dan berapa banyaknya Nabi yang berperang
bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. mereka
tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan
tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang
yang sabar. (Ali Imran 146)
Kesabaran adalah kekuatan kita dalam menahan diri dan
menempatkan diri kita pada hal-hal yang diperintahkan Allah swt. Kesabaran bukan menerima apa adanya tanpa ada
usaha sama sekali, akan tetapi kesabaran adalah kemampuan kita untuk menahan
sesuatu sampai pada waktu ataupun tempatnya. Sehinggan dalam pepatah arab
dikatakan” Barang siapa bersabar maka akan beruntung dan sukses”.
Kesabaran akan mendatangkan cinta Allah swt, ini adalah
sifat yang sangat indah yang mampu mengundang pesona Allah swt dan penduduk
langit serta bumi, sehingga orang-orang yang sabar selalu dalam perlindungan.
Kesabaran akan menjadikan diri manusia kuat, tidak lesu juga tidak akan
menyerah. Dia akan selalu berusaha melakukan perubahan untuk mencapai
kesuksesan yang optimal.
Kegagalan dan kehancuran disebabkan karena ketidak
sabaran, ada yang ingin kaya; karena tidak sabar akhirnya mencuri, korupsi atau
melakukan tindakan haram dalam mencari kekayaan. Hakikatnya ketika dia mau
menahan dan bersabar barang sesaat serta menguatkan usaha maka pasti Allah swt
akan berikan kekayaan tersebut. Orang yang mengiginkan menjadi pejabat; karena
tidak sabar akhirnya akan menyuap, menyebar uang untuk memilih dirinya menjadi
pejabat, menjegal kawan dan praktek-praktek politik yang tidak dibenarkan. Andai
kata dia mampu bersabar, memohon kepada Allah swt kemudian memantaskan diri
dengan selalu memberikan yang terbaik maka cepat atau lambat hal itu akan
terwujud. Orang yang ingin memiliki seorang wanita; karena ketidak sabaranya
maka dia akan melakukan hal-hal yang dilarang, berduaan, berpacaran,dan hal-hal
yang mengarah kepada perzinaan, bahkan sampai melakukan zina yang dilarang oleh
agama. Andai saja dia mau bersabar, menyiapkan dirinya dan memohon kepada Allah
swt maka pasti Allah swt akan mengabulkan keinginanya.
Dalam rangka tebar pesona di langit kesabaran sangat
efektif untuk mengenalkan diri kita di langit, sehingga pertolongan,
perlindungan dan karunia Allah swt diturunkan. Ada beberapa prinsip kesabaran:
a.
Kesabaran sebagai wasilah mujarab memohon
kepada Allah swt (02: 153)
b.
Kesabaran terhadap musibah, akan menjemput
Ridho Allah swt, Kasih sayang-Nya,dan Bimbingan Hidayah-Nya.(02:155)
c.
Kesabaran akan melahirkan kekuatan yang besar,
walaupun berjumlah sedikit (08: 66)
d. Kesabaran akan mendatangkan ma’iyatullah (kebersamaan Allah swt) (08 :46)
Kesabaran bukan
hanya dalam hal musibah saja, ternyata ketika kita mendapatkan nikmat juga
hendaknya bersabar, begitu juga dalam ketaatan dan kemaksiyatan.
a. Kesabaran Dalam Menghadapi Musibah
Kesabaran dalam menghadapi musibah adalah menyadari bahwa
segala apa yang terjadi dari musibah tersebut semua keputusan Allah swt. Sebagaimana Allah swt :
Artinya:” dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah
berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila
ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi
raaji'uun"(Al-Baqarah 155-156)
Itu adalah musibah yang Allah swt berikan dalam rangka
menguji keimanan manusia, menguji kesadaran manusia bahwa segala yang terjadi
padanya adalah ujian yang hendaknya dijawab dengan kesabaran dan ketenangan, menguji
akal kita akan pengakuan bahwa segala yang terjadi adalah datang dari Allah swt
bukan untuk menjerumuskan manusia, tapi untuk mengup-grade kesadaranya apa yang
telah dilakukanya. Sehingga akan melahirkan pengakuan tertinggi "Inna
lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun”.
Ketika manusia ditimpa kemiskinan, maka Allah swt
memiliki kehendak lain, disitulah kesadaran kita diuji “apakah kita telah
memenuhi kewajiban yang Allah swt telah berikan kepada kita, dari kewajiban
harta? Baik zakat, sedekah, infaq ataupun yang lain terkait dengan harta benda.
Ketika manusia diuji dengan sakit, maka Allah swt memiliki kehendak lain
terhadap diri kita, disitulah Allah swt mengingatkan kita akan hak-hak dan
kewajiban fisik kita, yang mungkin masih banyak sekali kewajiban Allah swt yang
belum kita laksanakan, sehingga Allah swt mengingatkan kita dengan berkurangnya
kesehatan fisik kita.
b. Sabar dalam Menghadapi Nikmat
Sabar dalam menghadapi nikmat sangat penting dalam
kehidupan kita, karena tanpa kesabaran maka kita akan menggunakan kenikmatan
tidak pada haknya dan tempatnya. Karena yang akan mendominasi adalah nafsu
lawwamahnya. Misal; nikmat kekayaan yang diberikan, dia akan gunakan tanpa
kontrol kepada hal-hal yang dilarang Allah swt, karena dia menganggap itu semua
adalah miliknya. Kesabaran dalam menghadapi nikmat adalah kemampuan kita
melakukan penahanan diri terhadap hal-hal yang tidak dibenarkan syari’at dari
penggunaan nikmat tersebut.
Ketika kesabaran ini terwujud maka kita akan terhindar
dari sifatnya Qarun, sifatnya fir’aun , Hamman dan yang mereka dikaruniai
kenikmatan menjadi lalai dan terlena sehingga ingkar dan kufur terhadap nikmat
Allah swt.
Artinya” Karun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu,
karena ilmu yang ada padaku". dan Apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya
Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat
daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? dan tidaklah perlu ditanya
kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka.(al-Qashas ayat
78)
Demikianlah kesabaran dalam menghadapi kenikmatan, kadang
kita dapat sukses dalam menghadapi musibah, tapi kadang tidak mampu menghadapi
nikmat. Sejarah membuktikan bagaimana perang Badar telah membelajarkan kita,
bahwa dengan ujian kekurangan ummat Islam sangat kreatif dan memiliki semangat
yang luar biasa, sehingga mampu meraih kemenangan monumental. Tapi ketika
perang uhud apa yang terjadi, ummat Islam tidak mampu bersabar dalam
kenikmatan, banyaknya pasukan, harta benda di depan mata, sehingga menjadikan
mereka terlena, pada akhirnya malah kalah.
Kadang ketika seseorang dalam kondisi kekurangan dia
dapat bersabar dengan selalu mendekatkan diri kepada Allah swt, memohon kepada
Allah swt, akan tetapi ketika dalam kondisi serba ada betapa banyak yang mereka
lupa dan lalai kepada Allah swt. Orang yang bersabar akan menjadikan pesona
langit, sehingga Allah swt akan mencintainya. Cobalah, belajar bersabarlah,
Allah swt akan mencintai kalian, sehingga tinggal kita akan menjadikan sabar
sebagai investasi kita, yang akan kita ambil ketika memang kita membutuhkan.
c.
Sabar Dalam Menghadapi Ketaatan
Sabar dalam ketaatan adalah tetap bertahan
untuk selalu melaksanakan ketaatan kepada Allah swt. Hal ini Allah swt sebut
sebagai istiqamah :
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan:
"Tuhan Kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka,
Maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu
takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah
dijanjikan Allah kepadamu". Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan
dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan
memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta.(Surat Fushilat ayat 30-31)
Kunci sukses dan mencapai cita-cita ternyata
adalah sabar dalam ketaatan. Ketaatan dalam segala aspek, terkesan kesabaran
akan memperlambat sukses akan tetapi sabar akan menjadikan sukses lebih matang
dan lebih lama waktunya. Hal ini kita lihat dari bagaimana ketika seorang
mahasiswa yang ingin mendapatkan kesuksesan akademisnya maka dia memantapkan
niatnya dan berpegang teguh, komitmen atau istiqamah, tidak tergoda dengan
segala godaan yang dapat menjadikan dirinya gagal, kemudian tetap belajar dan
belajar, maka dia akan mencapai cita-citanya. Andai kata ada sesuatu ujian yang
menjadikan dirinya terhambat itu adalah pemantik dirinya untuk lebih kuat dalam
menerima cita-citanya nanti. Orang yang ingin sukses dalam financial juga
begitu, ketika dia mau komitmen dan terus bekerja dengan tekun, walaupun gagal,
dia tetap terus berjuang untuk meraih cita-citanya pasti dia akan berhasil
meraih mimpinya. Orang yang bercita-cita masuk surga , maka dia tetap teguh
beribadah kepada Allah swt, melaksanakan segala perintah-Nya walaupun ujian
terus menghadangnya, tetapi dia tetap teguh menjalankan perintah Allah swt,
maka pasti dia akan sukses dan masuk surga. Bagaimana Bilal yang ingin jannah,
harus disiksa bahkan nyawanya terancam, tapi dia tetap teguh memegang kalimat
Allah swt, maka dia mendapat janji Allah swt, sebagaimana ayat di atas:” di
dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di
dalamnya apa yang kamu minta.”
Simulasi sederhana: anak kecil yang
menginginkan berjalan, maka dia terus berlatih berjalan, walaupun dia terjatuh
dan terluka. Tapi dia tidak pernah mengeluh, bahkan tetap teguh belajar dan
belajar. Ternyata jatuhnya dirinya adalah penguat dirinya, dan proses
pematangan dirinya ketika bisa berjalan dengan baik. Andai kata tanpa proses
jatuh, pastilah dia tidak akan mampu mengetahui bagaimana sakitnya jatuh, yang
akan menjadikan dirinya lebih berhati-hati. “Kesabaran dalam ketaatan adalah kunci
utama dalam meraih mimpi-mimpi kita, walaupun dalam kesabaran ini banyak sekali
ujian-ujian.”
Ada sebuah kisah dari seorang dokter tentang
sebuah kesabaran:
Sekali waktu, saya mengoperasi seorang anak
berumur 2,5 tahun. Hari itu adalah Selasa dan pada keesokan harinya anak itu
dalam keadaan sehat. Pada hari Kamis jam 11:15 pagi – saya tak akan pernah
melupakannya karena ketegangan yang saya alami – seorang perawat memberitahu
saya bahwa anak itu berhenti bernafas dan jantungnya tak berdetak. Saya
bergegas menangani anak itu dan melakukan pemijatan jantung selama 45 menit.
Dan selama itu jantungnya tak bekerja sama sekali.
Setelah itu, atas izin Allah, jantungnya
kembali berfungsi dan kami sangat bersyukur kepada-Nya.
Saya beritahukan keadaan sang anak kepada
keluarganya. Sebagaimana anda ketahui, sangat sulit untuk menginformasikan
kepada keluarga pasien jika keadaannya buruk. Hal semacam itu merupakan keadaan
paling sulit yang dihadapi seorang dokter, namun perlu dilakukan. Maka saya pun
mencari ayah sang anak, namun tak bertemu. Kemudian saya temukan ibunya. Saya
sampaikan kepadanya bahwa berhentinya jantung sang anak dikarenakan pendarahan
pada tenggorokannya. Kami belum mengetahui musababnya dan khawatir juga bahwa
otak sang anak pun mengalami kematian.
Bagaimana perkiraan anda akan respon sang ibu? Apakah ia menangis? Apakah ia menyalahkan
saya? Tidak, tidak semacam itu. Sebaliknya, ia mengucapkan: “Alhamdulillah,
segala pujian hanya untuk Allah.” dan meninggalkan saya.
Sepuluh hari kemudian, sang anak mulai
menunjukkan pergerakan. Kami bersyukur kepada Allah dan senang karena kondisi
otaknya mulai membaik. Namun dua hari setelahnya, jantungnya kembali berhenti
dikarenakan pendarahan yang sama. Prosedur pemijatan jantung kembali saya
lakukan. Namun sama seperti sebelumnya, jantungnya tetap tak bekerja. Kali ini
saya sampaikan kepada ibunya bahwa tidak ada lagi harapan. Namun sang ibu
berucap: “Alhamdulillah, Duhai Allah, jika kesembuhannya membawa kebaikan maka
sembuhkanlah ia, yaa Rabbii.”
Rahmat Allah pulalah yang membuat jantungnya
kembali berdetak.
Anak itu mengalami enam kali kejadian yang sama
hingga tenaga ahli tenggorokan berhasil menghentikan pendarahannya. Jantung
anak itu semakin membaik setelahnya. Namun, setelah tiga setengah bulan anak
itu masih terbaring dan tak bergerak.
Saat mulai terlihat tanda-tanda pergerakan
anggota tubuhnya, kejadian buruk lain menimpa anak itu. Kepala sang anak
dipenuhi cairan nanah yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Saya sampaikan
kembali kondisi tersebut kepada sang ibu dan ia kembali berkata:
“Alhamdulillah.” dan meninggalkan saya.
Kami mengoper penanganan anak itu kepada ahli
bedah syaraf dan otak. Tiga minggu setelahnya, kondisi kepalanya berangsur
membaik. Namun anak itu tetap tak bergerak di pembaringan. Dua minggu berlalu
dan kini anak itu mengalami kondisi keracunan darah yang menyebabkan suhu
badannya naik hingga 41,2 derajat Celsius.
Saya sampaikan kondisi
anak itu kepada ibunya dan kembali ia berkata: “Alhamdulillah, Duhai Allah,
jika kesembuhannya membawa kebaikan maka sembuhkanlah ia, yaa Rabbii.”
Saya kemudian menengok pasien lain di
sampingnya ketika ibu sang pasien dengan panik berteriak: “Dokter, cepat
lakukan sesuatu! Anak saya panas, ia bisa sekarat…” Anak ini demamnya baru 37,6
derajat Celsius. Dengan terkejut saya berkata: “Ibu, lihatlah ibu itu, demam
anaknya lebih dari 41 derajat namun ia tetap bersabar dan memuji Allah.” Maka iapun
menangkis: “Wanita itu tak berperasaan dan tidak tanggap.”
Saat itulah saya teringat sebuah perkataan dari
Rasulullah saw.: “Diberkahilah orang-orang yang asing.” Sungguh, saya belum
pernah melihat seorang ibu sesabar itu.
Kami terus merawat anak itu. Sekarang, 6,5
bulan telah berlalu dan sang anak akhirnya keluar dari ruang ICU. Keadaannya
masih belum banyak berubah, belum bergerak, belum bisa mendengar, bicara atau
melihat. Dadanya masih terbuka dengan luka operasi di mana anda bisa melihat
detakan jantungnya. Sang ibu dengan telaten ikut merawat luka tersebut dan selalu sabar dan
berharap kepada Allah.
Tahukah anda apa yang terjadi setelah itu?
Sebelum saya beritahukan, berapakah peluang harapan bagi seorang anak yang
sekian lama mengalami sakit dan kondisi demikian? Sebagian besar dari kita
mungkin sudah pasrah dan tak banyak berharap atau bersiap merelakan
kepergiannya.
Namun 2,5 bulan kemudian, dengan rahmat Allah,
sang anak benar-benar telah sembuh dan kembali normal. Ia bisa berlari memeluk
ibunya seolah tak pernah ada kejadian apapun yang menimpanya. Kesehatannya
telah kembali seperti sedia kala.
Cerita ini tak berhenti di situ. Bagian berikut
inilah yang menggetarkan hati dan menjadikan saya tak kuasa menahan bulir-bulir
air mata untuk mengalir.
Satu setengah tahun setelah anak itu
meninggalkan rumah sakit, salah seorang petugas rumah sakit memberitahu saya
bahwa ada sepasang suami istri dengan dua orang anaknya ingin bertemu. Saya pun
menemui mereka dan saya berjumpa dengan orang tua anak yang saya operasi
sebelumnya itu. Dia sekarang sudah lima tahun dan bagaikan bunga yang segar.
Bersama mereka juga adalah seorang bayi berumur 4 bulan.
Saya sambut mereka dengan hangat dan dengan
sedikit bercanda saya tanyakan kepada sang ayah, apakah ini anak yang ke 13
atau 14. Ia tersenyum heran kepada saya dan berkata: “Ini anak ke dua kami dan
anak yang Bapak operasi dulu itu adalah anak pertama kami yang dikaruniakan
kepada kami setelah penantian selama 17 tahun. Setelah diberi anak, ia
menderita penyakit yang Bapak telah lihat.”
Air mata saya tak terbendung mendengar
penuturan sang ayah.
Secara refleks, saya tuntun sang ayah ke
ruangan saya dan bertanya mengenai istrinya. “Siapakah istri anda ini, yang
setelah 17 tahun tidak subur masih memiliki kesabaran dengan kondisi fatal yang
menimpa anak pertamanya? Hatinya sungguh bukan tidak subur. Iman tentunya
tumbuh subur di sana.”
Apa jawab sang suami? Dengarkan baik-baik
saudaraku.
Ia berkata: “Aku menikahi wanita ini selama 22
tahun dan selama itu pula ia tak pernah ketinggalan dalam shalat tahajud. Aku
tak pernah mendengarnya menggunjing, menggosip atau berbohong. Setiap saya
pergi atau kembali ke rumah, ia membukakan pintu dan mendoakan saya serta
menyambut saya dengan keramahan. Dan dalam setiap apa yang ia kerjakan selalu
muncul cinta, perawatan, persembahan dan kasih sayang yang
terdalam.” Laki-laki itu melengkapi dengan berkata: “Sungguh dokter, karena
kemuliaan akhlak dan rasa sayang yang ia tunjukkan dalam perlakuannya kepada
saya, saya hampir tak kuasa untuk membuka mata dan menatap padanya.”
Dan saya
pun menimpali: “Istri semacam itu benar-benar pantas memperolehnya dari anda…”
Demikianlah kisah kesabaran dalam ketaatan
yang mampu menjadi keteladan buat kita semua, menyelesaikan masalah dengan
kesabaran yang luar biasa, sehingga Allah swt pun memberikan apa yang
diharapkan oleh hamba-Nya.
d.
Sabar dalam Menghadapi Kemaksiatan
Sabar dalam menghadapi kemaksiatan juga sangat
berat bagi seorang muslim, kadang lingkungan yang sangat mempengaruhi dirinya. Sehingga
Allah swt mengabadikan dalam kisah Yusuf as, yang menolak ajakan Zulaikha, ini
menjadi suatu keteladanan yang sangat luar biasa. Saat ini hal ini sangat
penting bagi setiap muslim, kadang ketika dunia sudah dibentangkan di hadapan
mata manusia, maka pintu kemaksiatan pun terbuka, sehingga kadang membuat nafsu
manusia tidak tahan untuk melakukanya. Ada sebuah kisah bagaimana seorang
muslim bersabar dalam menolak kemaksiatan:
Semoga kisah pemuda ini bisa menjadi bahan
renungan kita bersama. Seorang pemuda yang shalih yang meninggalkan kemaksiatan
karena takutnya kepada Allah Swt padahal telah datang kepadanya waktu dan
kesempatan. Sehingga Allah Swt pun tidak menyia-nyiakan pengorbanannya dan
menggantikannya dengan yang lebih baik dan lebih mulia. Inilah dia kisahnya.
Ada seorang pemuda yang pekerjaannya menjual
kain. Setiap hari dia memikul kain-kain dagangannya dan berkeliling dari rumah
ke rumah. Pemuda ini memiliki wajah yang sangat tampan dan bertubuh tegap
sehingga setiap orang yang melihatnya pasti menyukainya.
Pada suatu hari ketika ia sedang menawarkan
barang dagangannya, tiba-tiba ada seorang wanita yang melihatnya. Begitu
melihat pemuda tersebut wanita itupun terpesona dan dia mempersilahkan pemuda
tersebut masuk ke dalam rumahnya.
Timbullah rasa cinta yang begitu besar dalam
hati wanita tersebut. Lalu si wanita itu berkata:”Aku memang memanggilmu tidak
untuk membeli daganganmu, tetapi aku memanggilmu karena kecintaanku kepadamu
dan dirumah ini sekarang sedang kosong”. Selanjutnya wanita tersebut membujuk
dan merayunya agar mau berbuat ”sesuatu” dengan dirinya.
Pemuda itu menolak, bahkan dia mengingatkan si
wanita kepada Allah Swt dan menakut-nakutinya dengan azab yang amat pedih
disisi-Nya. Tetapi sayang, nasihat itu tidak membuatnya takut bahkan semakin
bertambah hasratnya pada pemuda tersebut. Akhirnya, karena si pemuda itu tidak
mau melakukan yang haram, maka wanita itu mengancamnya dengan berkata:
”Bila engkau tidak mau
menuruti perintahku, aku akan berteriak kepada semua orang dan akan aku katakan
kepada mereka, bahwa engkau telah masuk ke dalam rumahku dan ingin merenggut
kesucianku. Dan mereka akan mempercayaiku karena engkau
telah berada dalam rumahku, dan sama sekali tidak mencurigaiku”
Setelah si pemuda itu
melihat betapa si wanita itu terlalu memaksanya untuk mengikuti keinginannya
berbuat dosa akhirnya dia berkata:”Baiklah, tapi apakah engkau mengizinkanku
untuk ke kamar mandi sebentar agar bisa membersihkan diri dulu?”
Betapa gembiranya wanita itu mendengar jawaban
ini, dia mengira bahwa keinginannya sebentar lagi akan terpenuhi. Dengan penuh
semangat dia menjawab: “Bagaimana tidak, wahai kekasihku, ini adalah sebuah ide
yang sangat bagus”
Kemudian masuklah si pemuda ke kamar mandi,
sementara tubuhnya gemetar karena takut dirinya akan terjerumus dalam kubangan
maksiat. Sebab, wanita itu adalah perangkap setan dan tidak ada seorang laki-laki
yang menyendiri bersama seorang wanita kecuali setan akan menjadi pihak ketiga.
”Ya, Allah apa yang harus
kuperbuat? berilah aku petunjuk-Mu, Wahai Dzat yang dapat memberi petunjuk bagi
orang-orang yang sedang kebingungan”.
Tiba-tiba timbullah ide dalam benaknya.
”Aku tahu benar, bahwa
termasuk salah satu kelompok yang akan dinaungi oleh Allah Swt dalam
naungan-Nya pada hari yang tidak ada naungan saat itu kecuali naungan-Nya
adalah seorang laki-laki yang diajak berbuat mesum oleh wanita yang mempunyai
kedudukan tinggi dan berwajah cantik”.
Kemudian dia berkata ”Aku takut kepada Allah”
Dan aku yakin bahwa orang yang meninggalkan sesuatu karena takut kepada-Nya
pasti akan mendapat ganti yang lebih baik… Dan
seringkali satu keinginan syahwat itu akan melahirkan penyesalan seumur hidup… Apa yang akan aku dapatkan dari perbuatan
maksiat ini selain Allah akan mengangkat cahaya dan nikmatnya iman dari hatiku… Tidak..tidak..aku tidak akan mengerjakan
perbuatan yang haram…tapi apa yang harus aku lakukan? Apakah aku harus melemparkan diri dari
jendela ini? Tidak bisa, jendela ini tertutup rapat sekali, kalau begitu aku
akan mengolesi tubuhku dengan kotoran yang ada di WC ini, dengan harapan bila
nanti dia melihatku dalam keadaan begini dia akan jijik dan membiarkan aku
pergi”.
Ternyata memang benar, ia mengerjakan ide
tersebut, dia mulai mengolesi tubuhnya dengan kotoran -kotoran itu. Memang
menjijikan, sambil menangis dia berkata ”Ya, Rabbi, perasaan takutku kepada-Mu
itulah yang mendorongku melakukan hal ini. Karena itu karuniakanlah kepadaku
kebaikan sebagai gantinya.”
Kemudian ia keluar, tatkala wanita itu melihat
pemuda tersebut dalam keadaan demikian, si wanita itu berteriak: ”Keluar kau,
hai orang gila! ”
Dia pun cepat-cepat keluar sambil membawa barang dagangannya. Sementara orang-orang di jalan tertawa melihatnya. Setibanya di rumah ia bernafas lega. Lalu menanggalkan pakaiannya, mandi dengan sebersih-bersihnya.
Dia pun cepat-cepat keluar sambil membawa barang dagangannya. Sementara orang-orang di jalan tertawa melihatnya. Setibanya di rumah ia bernafas lega. Lalu menanggalkan pakaiannya, mandi dengan sebersih-bersihnya.
Kemudian apa yang terjadi?? Adakah Allah akan membiarkan hamba-Nya begitu
saja? Ternyata setelah ia selesai dari mandi, Allah
memberikan karunia yang besar untuk dirinya. Allah memberikan untuknya aroma
yang harum semerbak yang tercium dari tubuhnya. Semua orang dapat mencium aroma
tersebut dari jarak beberapa meter.
Sampai akhirnya ia mendapat julukan ”AL-MISKI”
(yang harum seperti kesturi).
Subhanallah, Allah telah mengganti bau kotoran
yang dapat hilang dengan sekejap dengan aroma kesturi yang tercium sepenjang
masa. Ketika ia meninggal dan dikuburkan, mereka tulis diatas kuburannya
”inilah kuburan Al-Miski” dan banyak orang yang menziarahinya.
Pembaca yang dirahmati Allah Swt,…Segala
sesuatu yang engkau tinggalkan, pasti ada ganjarannya. Begitupula larangan yang
datang dari Allah Swt, bila engkau tinggalkan akan ada ganjaran sebagai
penggantinya”
Allah akan memberikan ganti yang besar untuk
sebuah pengorbanan yang kecil. Allahu akbar!!!
Manakah orang yang mau meninggalkan maksiat dan
taat kepada Allah sehingga mereka berhak mendapatkan ganti yang besar untuk
pengorbanan kecil yang mereka berikan:? Tidakkah
mereka mau menyambut seruan Allah, seruan Rasulullah dan seruan fitrah yang
suci???
Demikianlah kesabaran seorang pemuda walaupun sudah nyata
jelas di hadapanya sesuatu yang menggoda nafsunya. Akan tetapi berkat kesabaran
dirinyalah dia mendapat ganti yang luar biasa. Dalam konteks saat ini, kadang
ketika kita ingin sukses baik sukses apapun, sering menghalalkan segala cara,
yang menunjukan ketidak sabaran kita, coba sedikit saja menunda hal itu dengan
bersabar pastilah Allah swt akan memberikan yang terbaik, bahkan gati yang
lebih baik.
6. Menebar Pesona dengan Tawakkal
Artinya:” Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan
itu kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
(Ali Imran 159)
Tawakkal adalah bersandar kepada Allah swt dalam segala
urusan. Bersandar kepada Allah swt dalam urusan kehidupan, urusan rezeki,
urusan keluarga, urusan negara, urusan dunia ataupun urusan akhirat. Allah swt
dijadikan sebagai tempat bersandar, tempat memohon, tempat untuk curhat bahkan
untuk bermanja-manja dihadapan Allah swt. Jangan sampai tawakkal dimaknai
pasrah yang pasif, ketika ikhtiar sudah mentok. Ini makna tawakkal yang tidak
benar. Tawakkal itu di awal aktifitas, sandarkan aktifitas kita kepada Allah
swt, sampaikan hajat kita kepada-Nya , bahasa sederhananya pamitan dech kepada
Allah swt (absen). Sehingga setiap waktu track record kita dihadapan Allah swt
selalu baik. Tawakkal juga di tengah aktifitas, dalam rangka menjaga
keikhlasan, menjaga visi kita agar tetap kuat, sehingga ketika ada badai masalah
dalam aktifitas kita, kita tetap tegar, karena memang Allah swt masih uji kita,
dan mengharapkan kita lebih dekat kepada-Nya. Lebih-lebih di akhir aktifitas
serahkan saja hasilnya kepada Allah swt.
Inilah kisah Bunda Hajar yang bertawakkal kepada Allah
swt ketika memohon air kepada Allah swt, dalam tawakkalnya dia berikhtiar
dengan sa’i dari Shafa ke Marwah, sampai bolak-balik tujuh kali, akan tetapi
ternyata hasil tawakkal ini di karuniai zamzam dari bawah kaki Isma’il a.s.
bukan dari shafa maupun marwah. Ini adalah contoh luar biasa makna tawakkal
kepada Allah swt. Tawakkal adalah pasrah apapun yang Allah swt berikan kepada
kita, Pasrah bagaimana cara Allah swt memberikan kepada kita, pasrah kapan Allah
swt memberikan permohonan dan keinginan kita. Sehingga setiap kita akan
berangkat beraktifitas selalu berdoa “ Bismillaahi tawakkaltu ‘alallah la
haula wala quwata illa billah”.
Tawakkal adalah salah satu amaliah
penebar pesona langit dan bumi, sehingga orang-orang yang mau bertawakkal Allah
swt janjikan kecukupan dalam kehidupanya. Allah swt akan cukupi hidupnya, Allah
swt akan cukupi kekurangan kebutuhan kehidupanya, bahkan Allah swt janjikan
akan tolong dirinya sehingga tidak ada lagi yang akan mampu memberikan kehinaan
padanya. Akan tetapi yang perlu diingat adalah tawakkal produktif yang
beriringan dengan ikhtiyar. Allah swt berfirman:
Artinya:” dan Allah swt memberinya rezki dari
arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada
Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah
melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan
ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.(al-Talaq ayat 3)
Dalam ayat lain Allah swt akan menolong orang-orang yang
bertawakkal:
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakkal kepada-Nya. jika Allah menolong kamu, Maka tak adalah orang yang
dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan),
Maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah
itu? karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal.(Ali
Imran ayat 159-160)
Ketika kita menginginkan menjadi orang yang kaya, maka
kayalah karena memang Allah swt menolong kita, mencukupkan kita dan memenuhi
kebutuhan kita. Hal itu sebagai akibat karena pesona tawakkal yang telah kita
lakukan setiap waktu dengan ikhlas dihadapan Allah swt, sehingga Allah swt
sangat mencintai kita, dan tidak membiarkan kita dalam kekurangan dan kesusahan.
Sebuah kisah menarik; sebut saja namanya Ajam (nama samaran),
beliau seorang pengusaha, dirinya menyebut sebagai kuli tinta alias tukang
cetak benner. Suatu saat beliau punya cita-cita meng-akuisisi beberapa tanah
pekarangan dan sawah yang akan dijadikan sebuah perumahan (ecak-ecaknya sebagai
developer). Akan tetapi sampai waktu tempo datang belum ketemu jawaban dan
solusi penyelesaian akuisisi tanah tersebut alias pelunasan. Maka ketika dalam
kondisi tersebut, fikiran buntu dan sepertinya tidak ada jalan lain.
Maka beliau pasrahkan secara total dirinya kepaa Allah
swt dengan memperbanyak mendzikirkan” hasbunallah wani’mal wakil, ni’mal
maula wani’ma al-nasir” hanya Allah swt sebaik-baik pelindung, dan
sebaik-baik penolong, dia sandarkan (semeleh) segala urusanya kepada Allah swt,
karena memang manusia tidak memiiki otoritas sedikitpun tentang dirinya tanpa
seizin Allah swt, satu sel sarafpun tidak akan berfungsi tanpa izin Allah swt, satu
sel otak-pun tidak akan mampu berfikir tanpa seizin Allah swt. Beliau mencoba
melepaskan kesombongan akal dan nafsunya yang mencoba merebut “kepasrahan
total-nya” kepada Allah swt, sehingga yang terjadi adalah ketenangan.
Pagi harinya, dia tidak berfikir apapun, dan hanya pasrah
kepada Allah swt, yang biasanya selalu membuat planning kerja, hari itu dia
lepaskan saja, dan mengikuti langkah dan gerak hatinya begitu saja. Akan tetapi
apa yang terjadi, semuanya atas izin Allah swt, digerakan sel otak nya untuk
membuat gebrakan propertinya, yang tadinya dijual perumahan, untuk beralih
menjadi sebuah kaplingan dari separuh jumlah calon perumahanya. Maka hari itu
juga terjual 24 unit di tempat. Dan insya Allah dengan izin Allah swt, masalah
di atas dapat diselesaikan.
Sedikit pelajaran dari kisah pak Ajam di atas, ternyata
“tawakkal” itu sangat dahsyat, tawakkal itu mencukupkan segala urusan kita. Kenapa
dalam at talaq 2-3 disebutkan kata taqwa sebagai pengurai masalah (solusi) dan
pembuka rizki, sedangkan tawakkal adalah mencukupkan. Sehingga disinilah
pentingnya kita bertawakkal, menyerahkan diri dan masalah kita, memohon
pertolongan Allah swt, bertaubat kepada-Nya, mohon bimbingan-Nya, meminta yang
terbaik bagi kita akan segala urusan kita. Tawakkal inilah yang menjadikan
burung dan hewan yang lain, selalu mendapatkan rezeki, ketika berangkat pagi
dengan perut kosong maka sore pulang dengan perut penuh dengan makanan. Inilah
yang menyebabkan Maryam mendapatkan rezeki dari surga dan yang lainya.
7. Menebar Pesona dengan Keadilan
Artinya:” mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong,
banyak memakan yang haram. jika mereka
(orang Yahudi) datang kepadamu (untuk meminta putusan), Maka putuskanlah
(perkara itu) diantara mereka, atau berpalinglah dari mereka; jika kamu
berpaling dari mereka Maka mereka tidak akan memberi mudharat kepadamu
sedikitpun. dan jika kamu memutuskan perkara mereka, Maka putuskanlah (perkara
itu) diantara mereka dengan adil, Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
adil”. (Al Maidah 42)
Adil adalah menempat sesuatu pada tempatnya, memberikan
keputusan sesuai dengan haknya, atau melaksanakan sesuatu sesuai dengan
kemampuanya. Adil yang paling tinggi
adalah adil kepada Allah swt, dengan cara memberikan peribadahan hanya kepada
Allah swt, sehingga orang yang melakukan syirik disebut sebagai orang-orang
dzolim. Dzolim adalah antonim bagi tauhid, karena orang yang syirik tidak tepat
dalam memberikan hak peribadahan. Yang sepatutnya hanya kepada Allah swt, tapi
kepada yang lainya.
Allah swt sangat mencintai pemimpin yang adil, pemimpin
dalam setiap levelnya. Ini adalah instrumen pesona langit yang sangat luar
biasa. Seorang manusia hakikatnya adalah pemimpin terhadap dirinya sendiri, dia
harus adil dengan segala fasilitas dirinya, adil terhadap matanya jangan sampai
digunakan melihat yang bukan haknya, adil terhadap telinganya untuk tidak mendengar
hal yang buruk, adil terhadap akalnya untuk tidak berfikir yang tidak benar dan
selanjutnya.
Seorang suami adalah pemimpin bagi keluarganya, sehingga
dia harus adil dalam membina keluarganya, memberikan hak dan kewajiban
keluarganya, tidak membebani keawajiban yang berlebih kepada istri maupun
anak-anaknya, sehingga ditanganyalah tanggung jawab keluarga di hadapan Allah
swt.
Seorang pemimpin publik adalah pemimpin bagi rakyatnya, maka
dia bertanggung jawab kepada Allah swt akan segala masalah rakyatnya. Dia tidak
diperbolehkan mengambil yang bukan haknya, memberikan tanggung jawab yang
berlebih kepada rakyatnya, hendaknya cepat memberikan hak rakyatnya. Itulah
keadilan baginya, ibadah yang paling besar pahalanya bagi seorang pemimpin
adalah memenuhi kebutuhan rakyatnya. Ketika dia seorang hakim, maka dia tidak
memutuskan kecuali keputusan yang sesuai dengan haknya, tidak berlebih ataupun
kurang dikarenakan kecondonganya kepada pihak tertentu, atau mungkin pengaruh
yang lain. Ketika sebuah perkara sudah berada dalam meja hijau maka hendaknya
diputuskan seadil-adilnya, terkecuali si pemilik masalah memaafkan.
Bagaimana kisah Umar bin al-Khattab ra, yang memanggul
makanan untuk rakyatnya yang sedang membutuhkan, bagaimana Umar bin Abdul Aziz
yang tidak mau mengambil sedikitpun harta negara untuk kepentingan keluarganya.
Merekalah tauladan dalam hidup kepemimpinan, mereka selalu melihat yang paling
lemah, dan menerima segala pendapat walaupun dari rakyatnya yang tidak memiliki
pengaruh sedikitpun.
Umar bin al-Khattab yang memimpin dengan keadilanya mampu
menggetarkan arsy Allah swt, menebar pesona dengan keadilanya sehingga beliau
menjadi khalifah yang termuliakan, masuk surga tanpa hisab, bahkan mampu
membangun peradaban mulia dalam Islam dengan inovasi-inovasinya. Begitu juga
Umar bin Abdul Aziz dengan keadilanya mampu memberikan yang terbaik dalam
Islam, memberantas kemiskinan dalam negaranya, sehingga tak ada seorang pun
yang menerima zakat.
Secara sederhana marilah kita sebagai seorang muslim,
sebagai hamba Allah swt adil dalam hidup cukuplah buat kita, dengan cara
memenuhi kewajiban yang Allah swt berikan kepada kita, pastilah hak kita akan
diberikan Allah swt, baik cepat maupun lambat. Tapi itu adalah sebuah kepastian
yang tidak mungkin Allah swt ingkari. Ketika kita memiliki sebuah cita menjadi
insan yang sukses, maka berbuat adilah dalam hidup ini, penuhi kewajiban Allah
swt maka Allah swt akan memberikan cita kita dengan cara-Nya yang paling baik.
8. Menebar Pesona dengan Jihad Fi Sabilillah
Artinya:” Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya
dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang
tersusun kokoh. (al Shaff 4)
Jihad adalah bersungguh-sungguh dalam mengoptimalkan diri
dalam menapaki jalan-jalan Allah swt. Jihad adalah salah satu instrumen tebar
pesona yang sangat luar biasa dalam hidup manusia, akan tetapi jihad yang dijalankan
dengan baik, berada pada shaf (barisan yang teratur), sistem yang benar dan juga
keikhlasan. Hal inilah yang dibangun oleh para sahabat terdahulu, sehingga
mereka menuai kemenangan yang besar, mampu membangun peradaban yang luar biasa
dalam kehidupan.
Jihad dalam melawan nafsu menjadi suatu keharusan bagi
seorang muslim dalam rangka meraih kesuksesan hidupnya, nafsu yang selalu
mengajaknya melakukan hal-hal yang dilarang Allah swt. Sehingga peperangan
terhadapnya menjadi sebuah keharusan. Jihad melawan kebodohan dengan terus
belajar dan menuntut ilmu, jihad melawan kemiskinan dengan selalu bekerja
dengan giat sehingga akan dicapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup. Apalagi
jihad melawan kemaksiatan dirinya dan kemungkaran dirinya, hal itulah yang akan
mengantarkan dirinya menjadi insan yang bahagia, merdeka segal-galanya.
Allah swt mencintai orang yang berjihad dalam segala
aspek, dalam hal ekonomi kita berjihad agar ekonomi lebih barokah dan syari’ah
dengan cara ummat islam bekerja keras menguasai sumber-sumber ekonomi yang
dijalankan dengan cara Islam, sehingga hasilnya dalam rangka menegakan islam
dan menolong ummat-ummat yang mustad’afin.
Jihad dalam bidang politik menjadi suatu yang sangat
utama dalam menegakan kepemimpinan yang adil. Sebagaimana dalam sebuah hadits Rasulullah saw bersabda:
أَفْضَلُ
الْجِهَادِ كَلِمَةُ عَدْلٍ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ ». أَوْ « أَمِيرٍ جَائِرٍ
».
Artinya :” Sebaik-baik Jihad adalah perkataan yang adil
(benar) didepan pemimpin yang dzolim ( HR. Abu Dawud)
Demikianlah Allah swt memberikan wilayah yang
besar dalam jihad menegakan kepemimpinan yang adil. Karena menegakan
kepemimpinan yang adil adalah sesuatu yang sangat urgen, demi kemaslahatan
orang banyak.
Jihad dalam aspek berjuang dengan senjata-pun
menjadi suatu hal yang akan membawa kepada pesona langit. Betapa banyak sejarah
yang membuktikan bagaimana para syuhada’ ini mendapatkan kemuliaan yang besar
dalam hidupnya. Kisah Hanzhalah yang syahid dalam malam pertamanya, Abdullah
bin salim yang syahid ketika akan menikah dengan putri Abdurrahman bin
Auf, syahidnya Hamzah dan yang lainya.
Bagi yang mengharapkan buku Tebar Pesona di Langit, dapat menghubungi CP : 0857 888 77 325/ 0813 796 736 52 (ahsan SMS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar