BE-VISIONER :
Jadilah Pribadi Yang Visioner
M.Samson Fajar
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Artinya: “Dengan Menyebut
Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”
Pendahuluan
Insan
Qur’ani, Bismillahirrahmanirrahim, dengan menyebut Nama Allah yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang. Ayat pertama dalam surat al-fatihah ini (ada
pendapat bukan ayat al-fatihah; wilayah fiqih tidak akan dibahas), semua orang
telah hafal, faham artinya. Ini menunjukan saking dekatnya ayat ini dalam hati
manusia. Akan tetapi ayat ini belum menjadi habbit ‘kebiasaan; prilaku’ yang
terimplementasi dalam kehidupan manusia terutama ummat Islam.
Insan
Qur’ani, kalau kita memaknai dan merenungi, serta mari kita ulang-ulang
basmalah ini sampai benar-benar membekas dalam diri kita’pengaruhnya’ tentu hal
ini akan lebih baik. 114 surat semuanya diawali dengan basmalah kecuali surat
at-Taubah. Ini menunjukan besarnya keutamaan dan pengaruh basmalah dalam
kehiduan. Dalam hadits juga Rasulullah saw menganjurkan untuk selalu mengawali
aktifitas dengan membaca basmalah. Ini tentu bukan tanpa maksud dan tujuan,
tanpa makna yang terkandung di dalamnya, ada konsepsi motivasi qur’ani yang
begitu luar biasa dalam basmalah ini. Dalam bab ini akan diuraikan dengan
sederhana bagaimana basmalah dapat menjadi pemacu sukses dan perubahan hidup
kita.
Basmalah : Pernyataan Allah
Oriented (Allah orientasi hidup)
Insan Qur’ani, basmalah adalah pernyataan Allah swt sebagai orientasi
hidup, inilah kekuatan inti dari sukses, karena ia berfungsi sebagai akar dari
iman dari hidup manusia. Pada kekuatan ini, keyakinan diri dan keyakinan pada
Allah sangat menentukan. Kemampuan memberdayakan dan mengoptimalkan fungsi hati
memberikan pengaruh besar bagi bekerjanya prinsip ini. Allah oriented adalah
salah satu dari principle power; menurut Tengku Tuan Ramli (kekuatan
prinsip sebagai wilayah prasadar manusia, segala sesuatu yang tidak
direncanakan dan tidak dapat dilogikakan). Ia berfungsi seperti ilham yang
bekerja seperti tangan-tangan ajaib. Pada kekuatan ini, keyakinan dan
nilai-nilai iman memegang peranan penting. semakin kuat keyakinan dan
iman seseorang
maka kekuatan Allah swt dan keajaiban Allah swt akan semakin dekat dan kuat.
Insan
Qur’ani, Allah orientasi hidup kita, ini tertuang dalam kalimat “dengan
menyebut nama Allah “ sebuah
ungkapan yang sangat dalam, para ulama memahami ini adalah kalimat dimana
dimaksudkan” aku memulai aktifitas dengan menyebut nama Allah “
Semua aktifitas harus diawali dengan
menyebut nama Allah swt, dalam beraktifitas harus menjadikan Allah swt sebagai
wali “pelindung” karena hakikatnya semuanya ada dalam ketentuan Allah swt. Demikianlah
seorang muslim hendaknya menjadikan Allah swt sebagai orientasi hidupnya dalam
setiap kegiatan. Secara tidak langsung ketika basmalah dimaknai dengan mendalam
sebagai pusat orientasi hidup manusia, Allah swt sebagai tujuan hidupnya,
semuanya hanya atas kuasa Allah swt, maka ini akan menjadikan manusia akan
mamiliki tingkat kesadaran diri dan kepercayaan diri akan mencapai sukses
hidupnya.
Insan
Qur’ani, kalau kita ingat hadits Qudsi “Aku berdasarkan prasangka hamba-Ku,
hadits qudsi ini menunjukan bahwa ketika keyakinan diri kita kepada kuasa
Allah swt sangat tinggi, keyakinan Allah swt akan berikan kesuksesan dari
cita-cita kita maka Allah swt akan benar-benar berikan itu semua kepada kita. Oleh
sebab itulah insan Qur’ani jadikanlah Allah sebagai orientasi hidup dan
mengelola kehidupan, jadikan Allah swt sebagai harapan keyakinan tertinggi
hidup kita dalam meraih sukses kita, cukup bagi Allah swt dengan firman-Nya”
Kun Fayakun” jadilah maka pasti akan
terjadi, jika Allah cinta kepada hamba-Nya karena keyakinanya maka mudah bagi
Allah akan kabulkan semua cita dan harapanya.
Insan
Qur’ani, masihkah anda ingat Abdurrahman bin Auf, ketika ada perintah
hijrah ke Madinah, ia harus tinggalkan semua harta dan keluarganya, akan tetapi
keyakinan akan kewajiban perintah hijrah membuatnya lebih yakin bahwa Allah swt
tidak akan mungkin menelantarkan hidupnya. Bahkan ketika dia ditawari untuk dibantu
oleh Sa’ad salah satu Anshorin Madinah dengan diberi kebun dan istri, beliau menolak. Keyakinan kepada Allah dan
dirinya sendiri mengalahkan segalanya, maka dia berkata” wahai Sa’ad tunjukilah
aku pasar” maka akhirnya dia berusaha yang pada akhirnya mengantarkan menjadi
saudagar muslim yang melimpah hartanya, pernah menyedekahkan 500 ekor kuda, 700
ekor unta dengan isinya ketika paceklik, sekali duduk bersedekah senilai 65
milyar (jika dirupiyahkan) bahkan wafat dengan meninggalkan harta yang sangat
banyak, bahkan setiap istri beliah ditinggalkan harta senilai 4 tiliyun, bahkan Usman bin Affan r.a pun mendapatkan
bagian sedekah Abdurrahman bin Auf tersebut. Inilah kekuatan keyakinan kepada
Allah sebagai orientasi hidupnya, maka awalilah semua dengan menyebut nama
Allah swt. Kekuatan keyakinan kepada Allah swt ini juga yang terjadi kepada
Bilal bin Rabah, Khalid bin Walid yang berani meninggalkan jabatan panglimanya
dipasukan kafir Quraisy yang pada akhirnya Allah ganti sebagai panglima kaum
muslimin.
Insan
Qur’ani, kekuatan keyakinan (belife power) inipun mampu merubah
orang-orang sukses di negeri ini, sebuah
contoh bagaimana seorang wanita dari Sumatera Barat bernama Enizar, dia setelah
lulus SD tidak diberi biaya untuk sekolah, karena kekuatan keinginan dan
keyakinanya untuk mencapai cita, maka
dengan berbagai macam cara, ikut orang, bekerja dan berusaha sendiri sampai
pada akhirnya gelar Profesor dapat dia raih tahun 2010. Insan Qur’ani,
tidak ada yang tidak mungkin disisi Allah swt, ketika kita meyakini akan
pertolongan Allah swt. Dan masih banyak kesuksesan para tokoh yang berawal dari
sesuatu yang sepertinya tidak mungkin.
Basmalah : Pernyataan Highest
Vision
Insan Qur’ani, basmalah adalah mengandung makna visi tertinggi hidup
manusia, setiap aktifitas yang diawali dengan menyebut nama Allah swt
hakikatnya adalah sebuah visi dalam rangka mengharap perjumpaan dengan Allah
swt. Akan tetapi visi perjumpaan dengan Allah swt haruslah diiringi dengan
visi-visi jangka pendek yang bersifat duniawi. Sehingga apa yang Allah swt harapkan “kebahagiaan dunia dan
kebahagiaan akhirat akan dicapai dengan optimal.
Insan
Qur’ani, kita semua harus memiliki visi hidup yang jelas, yang mana visi
itu harus dituliskan dalam sebuah pernyataan (vision statement) yang
memungkinkan kita akan lebih terarah dan fokus dalam mencapai sebuah cita. Visi
yang kita tetapkan adalah pernyataan keberanian kita untuk melakukan sebuah
perubahan diri, yang hendaknya diiringi dengan kekuatan jiwa untuk mencapainya.
Insan
Qur’ani, semua Visi hidup kita baik dalam aktifitas sosial, bisnis, ataupun
segala aspek hidup kita tidak boleh menyimpang dari Allah swt. Allah tujuan
kita, Rasul teladan hidup kita, yang tertuang dalam Syahadatain sebagai arahan
dalam merumuskan visi hidup. Dalam buku pumping power di katakan bahwa
untuk menjaga kualitas visi buatlah visi dalam kerangka 4 siklus kualitas
kerja, yaitu paradigma, pola pikir, proses dan hasil terbaik. Visi yang baik
sangat dipengaruhi oleh proses menemukan dan penulisanya, proses menenmukan dan
menuliskan visi sangat dipengaruhi oleh pola pikir. Sedangkan pola pikir yang
baik ditentukan oleh paradigma kita terhadap diri dan masa depan.
Insan
Qur’ani, tetapkanlah visi anda setinggi mungkin dan sebesar mungkin, dan
tanamkan keyakinan serta berjuanglah dengan sungguh-sungguh, dan biarkanlah
‘visi hakiki’ kita bekerja, membuka segala tabir yang menutupi kejumudan diri
kita, membuka keajaiban-keajaiban ilahi. Visi yang kita tuliskan sampaikanlah
kepada yang Maha mengabulkan visi; Allah swt, sebutlah nama-Nya selalu dalam
setiap langkah anda, ulang-ulangilah terus. Katakanlah apa yang paling anda
inginkan, anda cintai, apa yang ingin anda miliki, baik fisik, emosional,
spiritual, financial, sosial dan seluruh cita dan harapan anda. Insan
Qur’ani, Katakanlah Bismillah...pasti
Allah akan bersama kita.
Insan
Qur’ani, tulislah visi anda dengan sebaik-baiknya, tajamkan visi tersebut
dengan cara:
- Optimalkan kerja fisik,
intelektual, emosi, spiritual, dan
financial dalam naungan “asma’ al husna”
- Membaca riwayat
orang-orang sukses dari zaman nabi sampai saat ini, dalam setiap aspek
- Kembangkan seluruh
potensi positif anda dengan cara meneladani orang-orang yang anda anggap
sukses
- Peliharalah prinsip dan
nilai aksi perubahan dengan amanah dan istiqamah serta penuh tanggung
jawab
Insan Qur;ani,
visi kita
akan dianggap baik bila mencakup nilai SMART :
1. Spesifik
: Pernyataan yang kita buat harus jelas, khusus dan terinci
2. Measurable
: Visi kita harus terukur
3. Attainable
: Visi kita harus Mungkin dapat kita capai
4. Rational
: Visi kita harus rasional, masuk akal
5. Time
Oriented : visi yang kita buat harus ada batasan waktunya.
Basmalah : Keyakinan Allah
Tetap Mengsihi dan Menyayangi (believed power)
Insan Qur’ani, Yakinlah dalam setiap keadaan yang
kita alami Kasih Sayang Allah swt selalu menyertai kita, hal ini tertuang dalam
kalimat “basmalah” ini adalah ungkapan sebuah keyakinan yang besar
kepada kasih sayang Allah swt. Marilah kita lihat ada dua konsep kasih sayang
dalam basmalah ini; yang pertama konsep al-rahmận dan yang kedua al-rahîm .
Insan Qur’ani, al-Rahmận adalah kasih sayang Allah swt yang
bersifat wasi’ah (luas;umum) untuk semua makhluk-Nya. Baik manusia
ataupun bukan manusia, baik yang mukmin maupun yang tidak mukmin, baik yang
taat ataupun yang tidak taat, semuanya mendapatkan kasih sayang Allah swt ini. Akan
tetapi kasih sayang ini bersifat terbatas hanya di dunia saja. Marilah kita
renungi adakah yang tidak mendapat kasih sayang Allah swt, mengapa kita masih
ragu.
Insan
Qur’ani, al-Rahîm adalah kasih sayang Allah swt yang
bersifat Dậ’imah (continyu; terus menerus dan
tak terbatas dunia akhirat). Kasih sayang Allah swt ini khusus hanya untuk manusia yang
beriman kepada Allah swt. Dan kasih sayang ini adalah 99 dari 100 kasih sayang
Allah swt yang diberikan kepada makhluk-Nya. Oleh sebab itu jika kita beriman
kepada Allah swt kenapa kita harus takut tidak mendapat kasih sayang Allah swt.
makhluk yang tidak berakal dan manusia yang tidak beriman saja mendapat rahmat
Allah swt, ada yang kaya, ada yang sukses dunia, mengapa kita yang beriman
tidak mampu meraih rahmat Allah swt yang terus menerus itu. Yakinlah insan
qur’ani, matangkanlah keyakinan, dekatkan ibadah kepada Allah swt, ikutilah
Rasul-Nya, maka Rahmat Allah swt ini akan turun bercurah-curah kepada kita dan
pastilah kita akan sukses.
Insan
Qur’ani, menejemen keyakinan kepada
kasih sayang Allah saw harus diterapkan dalam kehidupan insan Qur’ani, sampai-sampai
orang yang paling banyak dosanya, setinggi gunung, sebesar langit dan seberat
bumi pun tidak boleh putus asa dari rahmat Allah swt, bahkan orang yang sudah
membunuh seratus orang pun masih mendapatkan rahmat Allah swt ketika dia mau
benar-benar berusaha menggapai rahmat Allah swt. Dalam konteks menggapai visi
hidup kita maka hendaknya kita harus bersungguh-sungguh dan bekerja keras untuk
menggapainya, dengan kesungguhan ini maka Allah pasti akan mengabulkan visinya.
Basmalah : Konsekwensi Hidup sebagai Rahmat Seluruh alam
Insan
Qur’ani, Konsekwensi Rahman dan Rahim, sebagai asma’ al-husna
yang menunjukan kasih sayang Allah swt, menurut konsep al-Ghazali dalam ihya’
ber-takhaluk dengan asma’ul husna, adalah hendaknya sebagai makhluk
Allah swt memasukan nilai-nilai asmaul husna dalam diri. Contoh rahman dan
rahim atau kasih sayang, sebagai makhluk
kita harus memiliki sifat kasih sayang kepada seluruh makhluk sesuai dengan
porsinya dan keadilanya. Kasihanilah dan sayangilah seluruh makhluk Allah swt
agar Allah swt dan seluruh penduduk langit menyayangi kita.
Insan
Qur’ani, Islam diturunkan sebagai rahmatan
lil-alamin, inilah yang paling penting dan harus difahami oleh seluruh
insan Qur’ani yang mencita-citakan sukses dalam hidupnya, hendaknya dia mampu
menyebarkan kasih sayang kepada makhluk di dunia ini. Mungkin ada satu kunci
sukses dalam konteks rahmat, sukses hidup kita tidak akan kita dapatkan, baik
sukses intelektual, emosional, spiritual, sosial dan financial, tanpa
memberikan kasih sayang kepada makhluk. Contoh sederhana; sayangilah guru kita,
kalau kita ingin sukses intelektual, sayangilah orang yang berakhlak buruk dengan
mengharapkan kebaikanya maka kita akan sukses financial, sayangilah orang
miskin maka anda akan menjadi kaya, sayangilah orang bodoh agar menjadi pintar
kalau anda ingin pintar.
Insan
Qur’ani, Konsep kasih sayang ini sangat luar biasa, hal inilah yang
menyebabkan Islam dahulu begitu cepat berkembang dan mencapai keemasan. Mari
kita lihat kasih sayang rasul ketika beliau masih hidup selalu menyantuni dan
menyuapi orang badui yang buta dan miskin, setiap menyuapi dia selalu dihina
dan di caci maki, akan tetapi rasulullah saw tetap sabar dan tidak marah.
Demikian setiap hari rasulullah saw, sehingga beliau wafat. Kemudian digantikan
oleh Abu Bakar ra, yang kemudian si Yahudi tadi mengetahui kalau yang menyuapi
setiap hari adalah Rasulullah saw, maka akhirnya Yahudi tadi masuk Islam.
Insan Qur’ani, Masih terkait
kasih sayang, ketika dalam diri kita memang kita optimalkan jiwa untuk selalu
menyayangi saudara, mengambil alih kebutuhan hidup saudara kita yang
membutuhkan, maka Allah swt akan mencurahkan kasih sayang-Nya dan mengambil
alih kebutuhan hidup kita pula. Inilah kebiasaan seorang muslim dalam hidupnya
yang tidak boleh ditinggalkan, selalu berfikir untuk memberikan kasih sayangnya
kepada siapapun. Ketika melihat orang miskin, muncul kasih sayngnya untuk
membantu dan mengentaskanya, ketika melihat orang yang tidak berilmu, maka
muncul kaih sayangnya untuk membimbingnya dan seterusnya.