Minggu, 13 April 2014

Tebar Pesona Di Langit, Tips Sukses Mendatangkan Keajaiban Allah swt.

Tebarkan Pesona-mu di Langit
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(Surat Ali Imran ayat 31)

Cintailah Allah dan Ikutilah Rasul-Nya (Aplikasi Tebar Pesona)
            Menjadikan Penguasa Langit (Allah swt) dan Penduduk langit terpesona bukan gratisan, akan tetapi ada kewajiban yang harus ditunaikan dalam kehidupan. Yang pertama adalah dengan mencintai Allah swt, dan yang kedua adalah mengikuti rasul-Nya. Dua resep itulah yang akan menjadikan pesona hidup kita menggetarkan penduduk langit dan bumi.
            Mencintai Allah swt sebagaimana Allah swt berfirman dalam ayat di atas bahwa jika cinta kita kepada Allah swt sempurna maka Allah swt pun akan mencintai dan mengasihi kita. Akan tetapi kita juga tidak bisa mencintai Allah swt tanpa sebuah teladan, maka mengikuti Rasulullah saw sebagai pribadi yang kecintaanya sempurna di sisi Allah swt. Banyak ayat al-Qur’an yang menjelaskan cinta kita kepada Allah swt, sehingga penduduk langit dan bumi-pun mencintai kita:
1.      Menebar Pesona dengan Infaq

Allah swt berfirman: dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (Al Baqarah 195)
Menjadikan diri “ngoyo” dan menyibukan diri untuk mengharapkan Allah swt mencintai kita adalah cara terbaik untuk menjadikan diri kita pantas dicintai Allah swt dan seluruh penduduk langit dan bumi. Langkah pertama dalam tebar pesona adalah menyibukan dengan infaq dijalan Allah swt.
Menginfaqkan harta dijalan Allah swt adalah cara yang sangat ampuh menghadirkan pertolongan Allah swt, walaupun yang melaksanakan adalah bukan ummat Islam. Jangan sampai kita berinfaq ketika ajal sudah dekat, :
Artinya:” Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at.  dan orang-orang kafir Itulah orang-orang yang zalim.(al-Baqarah ayat 254)
Coba dech kita lihat ayat di atas, Allah swt larang kita untuk tidak berinfaq ketika ajal sudah dekat. Ini biasanya sering terjadi pada manusia. Ketika sudah sakaratul maut baru ingat “harta ini untuk si-fulan, harta ini untuk si-fulanah”. Orang yang berinfaq menunggu ajal, tidak mendapatkan cinta Allah swt, bahkan mendapatkan predikat “dzalim disisi Allah swt.

Artinya” dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku Termasuk orang-orang yang saleh?" (al-Munafiqun ayat 10)

Demikianlah keadaan orang-orang yang mereka tidak mau berinfaq ketika masih lapang. Akan tetapi juga ketika berinfaq dalam rangk tebar pesona di langit jangan sampai dikotori dengan sifat pamer” tebar pesona di bumi” mengharapkan pujian manusia, menyebut-nyebut dalam rangka mengharapkan orang lain terpesona dan memujinya, karena hal ini hanya akan menghancurkan “cinta Allah dan penduduk langit” :
Artinya” Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan Dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah Dia bersih (tidak bertanah). mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir” (al-Baqarah ayat 264)
Subhanallah demikianlah keadaan orang yang menafkahkan rizkinya hanya dalam rangka “ tebar pesona di bumi” Allah swt lenyapkan pahala yang di janjikan baik di dunia dan akhirat.
Infaq di jalan Allah swt dalam rangka mencari popularitas di langit “ sehingga Allah swt mengenalnya, para malaikat mengaguminya” maka hal inilah yang menjadikan dirinya menjadi orang yang sukses, karena Allah swt tidak akan mungkin meninggalkan dirinya dalam kesusahan. Konsep ini dapat diaplikasikan dalam setiap bidang yang digeluti oleh manusia, ketika dia ingin sukses dalam menuntut ilmu, maka memperbanyak sedekah dengan hanya mengharap ridho Allah swt, akan Allah swt tolong dan bimbing menuju kesuksesan studi. Begitu juga dalam rangka mencari rizki, ketika kita banyak memberi kepada Allah swt, maka Allah swt pun akan banyak memberi kepada kita. Dan masalah apapun yang kita hadapi dapat kita selesaikan dengan tebar pesona infaq ini.
Sebuah contoh sederhana adalah bagaimana kesuksesan Abdurrahman bin Auf ra, dengan kedermawananya dia tidak pernah diberikan kerugian oleh Allah swt. Pada suatu saat dia sangat ingin sekali merasakan rugi, maka dia memerintahkan kepada pegawainya untuk memeram kurma agar busuk, sehingga tidak laku untuk dijual. Tapi ketika kurma telah busuk, kemudian digelar dan dijual, dengan harapan dia merasakan kerugian, ternyata hari itu juga Allah swt turunkan penyakit yang obatnya adalah kurma busuk.

2.      Menebar Pesona dengan Taubat dan Mensucikan diri

Artinya: mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu adalah suatu kotoran". oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci . apabila mereka telah Suci, Maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. (Al-Baqarah 222)
Instrumen tebar pesona langit yang kedua adalah memperbanyak taubat dan mensucikan diri. Taubat adalah instrumen yang sangat luar biasa dalam rangka menggetarkan Arsy Allah swt sehingga Allah swt turunkan ampunan dan pertolongan-Nya.
Taubat secara bahasa artinya kembali kepada Allah swt. Setelah kita banyak melakukan hal-hal yang tidak di ridhai Allah swt, maka kita kebali kepada keridhaan Allah swt. Setelah terlalu jauh dari Allah swt, kembali mendekat kepada Allah swt. Inilah yang menyebabkan Allah swt sangat mencintai orang-orang yang bertaubat. Allah swt berfirman:
Artinya:” Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb Kami, sempurnakanlah bagi Kami cahaya Kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."( al-Tahrim ayat 8)

Demikianlah keadaan orang yang mau bertaubat dengan sebenar-benarnya taubat. Allah swt janjikan kepada orang yang bertaubat dengan pahala yang begitu besar, diampuni segala dosa dan jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, bahkan Allah swt akan berikan pancaran cahaya yang terang kepada orang-orang yang bertaubat.
Instrumen tebar pesona yang mengiringi taubat adalah selalu menjaga kebersihan diri. Baik kebersihan dzohir maupun bathin. Oleh sebab itu rasulullah saw bersabda” kebersihan itu sebagian dari iman”(HR.Muslim). Allah swt sangat mencintai orang-orang yang menjaga kebersihan dirinya dan kebersihan segala apa yang terkait dengan kehidupanya, oleh sebab itu sebelum kita menghadap Allah swt kita diwajibkan untuk bersuci, baik dengan wudhu, mandi ataupun bertayamum. Ini adalah simbol bahwa Allah swt memang mengharapkan kita menjadi pribadi yang bersih, dan selalu menjaga kebersihan.
Ada realitas yang sangat bertentangan dalam diri ummat Islam, betapa banyak di antara kita ini yang tidak menjaga kebersihan, sampah berserakan, wc berbau menyengat, got-got saluran air penuh dengan sampah, bahkan sungai pun menjadi tempat sampah yang sangat panjang di negeri ini. Muncul sebuah pertanyaan: Bagaimanakah Allah swt akan mencintai kita ? ketika masalah yang paling sederhana ini saja kita belum mampu melaksanakan.
Marilah, wahai saudaraku kita laksanakan ini, yang berhak bersih itu kita, yang berhak mendapatkan kebaikan itu kita sendiri. Ciri negara maju itu bersih, sehingga dapat menarik pesona langit dan makhluk bumi. Ketika Allah swt sudah kesengsem dengan “penampilan bersih” hamba-Nya tentulah Allah swt akan berikan kehidupan yang baik, sehat dan layak, akan tetapi ketika “penampilan kotor” yang ditunjukan baik kotor fisik maupun hati, pastilah Allah swt juga benci kepada kita. Sangat sederhana bukan !

3.      Menebar Pesona dengan Taqwa
Artinya:” (Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan bertakwa, Maka Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa. (Ali Imran 76)
Ketakwaan adalah akhlak yang sangat tinggi di sisi Allah swt, bahkan Allah swt memuliakan orang yang bertaqwa. Umar bin al-Khattab ra menyebutkan bahwa taqwa adalah seperti orang yang berjalan di atas jalan yang berduri. Taqwa adalah rem dalam kehidupan, ketika kita mampu mencegah diri kita untuk tidak menentang Allah swt  dan menguatkan diri untuk mentaati perintah Allah swt. Oleh sebab itu ketaqwaan menempati kedudukan yang spesial dalam al-Qur’an. Begitu juga orang yang bertaqwa mampu menggaet Cinta Allah swt.  Dalam rangka menebar pesona di langit ketaqwaan sangat efektif, mari kita telusuri bagaiamana indikator taqwa itu sendiri:
a.       Selalu mengimani yang ghaib, mendirikan sholat, menginfaqkan rizki, mempercayai kitab-kitab, dan meyakini hari akhir (02:02-05)
b.      Selalu Menepati Janji terhadap Allah swt ( al-Mu’ahadah)
c.       Selalu Meninggalkan Harta Haram ( 2:212)
d.      Selalu menjadikan Perhiasan Dunia sebagai Perhiasan bukan Tujuan (3:15)
e.       Berpegang teguh dengan tali Allah swt dan Selalu berjama’ah (3: 102)
f.       Menikah dan Memelihara anak Yatim (04: 1-3)
g.      Selalu berbuat adil dalam hidup (05:08)
Ketaqwaan adalah senjata ampuh untuk tebar pesona, mencari perhatian Allah swt dan agar Allah swt jatuh cinta kepada kita. Sehingga ketika Allah swt sudah jatuh cinta dengan kecintaan yang besar, maka tidak mungkin Allah swt membiarkan kita dalam kesusahan, dalam kegalauan. Allah swt pasti akan memberikan yang kita minta, bahkan yang kita tidak minta, karena hakikatnya Allah swt Mengetahui apa yang kita butuhkan dalam hidup ini.
Taqwa mendapatkan porsi yang sangat besar dalam al-Qur’an sebagai aksi nyata tebar pesona di langit, sehingga Allah swt menjanjikan kepada orang yang bertaqwa
Artinya:”...... Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar. dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (al Thalaq ayat 2-3)
Ayat di atas ada dua janji Allah swt kepada orang yang bertaqwa; yang pertama adalah diberikan jalan keluar, dan yang kedua adalah diberikan rizki yang tak disangka-sangka. Bahkan Allah swt janjikan pula kepada orang yang mau menyerahkan diri-Nya kepada Allah swt maka Allah swt akan cukupkan segala urusanya.
Dalam kehidupan kita, dalam segala bidang; kita mengalami masalah-masalah yang berbeda-beda, kadang sulit, sedang maupun susah. Ketika kita mengalami hal-hal seperti itu, kita langsung berfikir aspek menejemen, aspek tekhnis bahkan aspek eksternal, jarang sekali kita mengembalikan kepada ketaqwaan kita hari ini seperti apa ? tawakkal kita seperti apa ? ibadah kita seperti apa ? sehingga ketika tidak kita kembalikan kepada ketaqwaan kita, tidak kita kembalikan urusan ini kepada Allah swt maka yang muncul adalah kegalauan, kejengkelan, kebuntuan dan kemarahan.
Ketika kita mau meningkatkan kembali ketaqwaan kita dalam aspek keyakinan kita kepada Allah swt, aspek ibadahnya, aspek akhlaknya, maka Allah swt pasti akan berikan solusi indah terhadap hidup kita, bahkan Rizeki yang tak disangka-sangka, tak terhitung nilainya dalam hidup kita. Tidak ada jalan lain, ketika kita ingin menjadi pejabat tingkatkan ketaqwaan, ingin omzet bisnisnya naik tingkatkan ketaqwaan, ingin mempunyai jodoh yang baik tingkatkan ketaqwaan, ingin memiliki anak yang sholih tingkatkan ketaqwaan. Dalam ayat selanjutnya Allah swt juga menjanjikan kepada kita, yang mau meningkatkan ketaqwaan:
Artinya:”........ dan barang -siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya. Itulah perintah Allah yang diturunkan-Nya kepada kamu, dan Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipat gandakan pahala baginya. (al-Talaq ayat 4-5)
Allah swt sekali lagi menjanjikan kepada kita bahwa akan memberikan garansi kemudahan dalam segala urusan kita, bahkan akan menghapuskan atau mungkin menghindarkan kita dari kesalahan-kesalahan yang pernah kita lakukan, dan akan melipat gandakan pahala di dunia maupun di akhirat. Garansi yang luar biasa kepada kita semua sebagai hamba-Nya. Tinggal bagaimana kita mengajukan proposal klaim saja kepada Allah swt, agar garansi itu dicairkan kepada kita. Tingkatin aja dech ketaqwaan kita, yang wajib, ame yang sunnah jalanin, tinggalin tuh dosa besar juga jangan remehin dosa kecil, sukses dech!

4.      Menebar pesona dengan Ihsan

Artinya:” (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Ali Imran 134)
Dalam rangka tebar pesona di langit adalah dengan memperbanyak berbuat ihsan. Ihsan adalah berbuat baik kepada orang yang berbuat tidak baik kepada kita. Sebuah contoh:
Dulu rasulullah saw sering diludahin oleh seorang kafir setiap akan berangkat ke mesjid, maka suatu saat beliau berangkat ke mesjid kok tidak ada yang meludahin, maka dia bertanya kepada tetangga si kafir tersebut” di mana si fulan? Tumben gak kelihatan ! jawab tetangga:” si fulan sedang sakit ya Rasul. Maka seketika itu juga Rasulullah saw mengambil makanan dan beberapa kebutuhan untuk menjenguk si kafir tersebut. Maka apa yang terjadi sikafirterebut terkejut, dan merasa bersalah, karena selama ini dia selalu mengganggu nabi, tapi Nabi malah yang pertama datang menjenguknya, maka Islam-lah beliau”
Demikianlah Ihsan mampu menjadikan musuh kita menjadi teman yang paling dekat dengan kita, sebgaimana Allah swt berfirman:
Artinya:” dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, Maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara Dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.. sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai Keuntungan yang besar.(Al Fushilat ata 34-35)

Demikianlah Ihsan dijelaskan dalam al-Qur’an, begitu mulia dan luar biasanya orang yang ihsan. Ihsan dapat dilakukan terhadap suami atau istri, ihsan terhadap anak, ihsan terhadap tetangga, ihsan terhadap rekanan bisnis, ihsan terhadap musuh dan yang lainya. Bahkan ihsanpun dianjurkan terhadap hewan sembelihan.
Allah swt sangat mencintai orang-orang yang berbuat ihsan dalam hidupnya. Orang ihsan akan selalu berada dalam naungan dan karunia Allah swt, dia tidak akan mengatakan kecuali perkataan yang mulia, dia tidak berbuat kecuali yang baik, bahkan tidak akan memutuskan sesuatu kecuali sesuatu yang terbaik. Allah swt berfirman “

Artinya:” karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan. ( Ali Imran 148)

Demikianlah balasan bagi orang yang ihsan. Mereka mendapatkan balasan di dunia dengan kesejahteraan dan kebahagiaan dalam kehidupan. Hidupnya akan sejahtera secara ekonomi, keluarga yang bahagia, anak-anak yang sholih, usaha yang lancar, belajar yang mudah dan hidup berkah. Apalagi di akhirat Allah swt akan berikan pahala yang baik, surga yang luasnya selangit  dan bumi.
Ihsan hakikatnnya adalah untuk kebaikan manusia itu sendiri. Sehingga setiap kebaikan yang kita lakukan dalam kehidupan ini, hakikatnya adalah investasi kesuksesan yang akan kita petik baik cepat maupun lambat. Allah swt membagi ihsan dalam beberapa hal:
a.       Menjadikan Islam sebagai shibghah dirinya adalah ihsan (02:138)
b.      Orang yang pasrah menyerahkan diri kepada Allah swt adalah ihsan (04:125)
c.       Orang yang menjadikan al-Qur’an sebagai hukum dan sumber hukum adalah ihsan (05:50)
d.      Memelihara anak yatim dan tidak menggunakan hartanya untuk hal yang batil adalah ihsan (06:152)
e.       Beramal yang berkualitas dan profesional adalah ihsan (11:7)
f.       Berdiskusi dengan cara tenang dan terbaik dibandingkan lawan bicaranya adalah ihsan (16:125)
g.      Berdakwah (mengajak manusia) untuk menuju jalan Allah swt adalah ihsan (41:33)
h.      Membalas keburukan dengan kebaikan adalah ihsan (41:34)
5.      Menebar Pesona dengan Kesabaran
Artinya:” dan berapa banyaknya Nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. (Ali Imran 146)
Kesabaran adalah kekuatan kita dalam menahan diri dan menempatkan diri kita pada hal-hal yang diperintahkan Allah swt.  Kesabaran bukan menerima apa adanya tanpa ada usaha sama sekali, akan tetapi kesabaran adalah kemampuan kita untuk menahan sesuatu sampai pada waktu ataupun tempatnya. Sehinggan dalam pepatah arab dikatakan” Barang siapa bersabar maka akan beruntung dan sukses”.
Kesabaran akan mendatangkan cinta Allah swt, ini adalah sifat yang sangat indah yang mampu mengundang pesona Allah swt dan penduduk langit serta bumi, sehingga orang-orang yang sabar selalu dalam perlindungan. Kesabaran akan menjadikan diri manusia kuat, tidak lesu juga tidak akan menyerah. Dia akan selalu berusaha melakukan perubahan untuk mencapai kesuksesan yang optimal.
Kegagalan dan kehancuran disebabkan karena ketidak sabaran, ada yang ingin kaya; karena tidak sabar akhirnya mencuri, korupsi atau melakukan tindakan haram dalam mencari kekayaan. Hakikatnya ketika dia mau menahan dan bersabar barang sesaat serta menguatkan usaha maka pasti Allah swt akan berikan kekayaan tersebut. Orang yang mengiginkan menjadi pejabat; karena tidak sabar akhirnya akan menyuap, menyebar uang untuk memilih dirinya menjadi pejabat, menjegal kawan dan praktek-praktek politik yang tidak dibenarkan. Andai kata dia mampu bersabar, memohon kepada Allah swt kemudian memantaskan diri dengan selalu memberikan yang terbaik maka cepat atau lambat hal itu akan terwujud. Orang yang ingin memiliki seorang wanita; karena ketidak sabaranya maka dia akan melakukan hal-hal yang dilarang, berduaan, berpacaran,dan hal-hal yang mengarah kepada perzinaan, bahkan sampai melakukan zina yang dilarang oleh agama. Andai saja dia mau bersabar, menyiapkan dirinya dan memohon kepada Allah swt maka pasti Allah swt akan mengabulkan keinginanya.
Dalam rangka tebar pesona di langit kesabaran sangat efektif untuk mengenalkan diri kita di langit, sehingga pertolongan, perlindungan dan karunia Allah swt diturunkan. Ada beberapa prinsip kesabaran:
a.       Kesabaran sebagai wasilah mujarab memohon kepada Allah swt (02: 153)
b.      Kesabaran terhadap musibah, akan menjemput Ridho Allah swt, Kasih sayang-Nya,dan Bimbingan Hidayah-Nya.(02:155)
c.       Kesabaran akan melahirkan kekuatan yang besar, walaupun berjumlah sedikit (08: 66)
d.      Kesabaran akan mendatangkan ma’iyatullah (kebersamaan Allah swt) (08 :46)
Kesabaran  bukan hanya dalam hal musibah saja, ternyata ketika kita mendapatkan nikmat juga hendaknya bersabar, begitu juga dalam ketaatan dan kemaksiyatan.
a.       Kesabaran Dalam Menghadapi Musibah
Kesabaran dalam menghadapi musibah adalah menyadari bahwa segala apa yang terjadi dari musibah tersebut semua keputusan Allah swt.  Sebagaimana Allah swt :
Artinya:” dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun"(Al-Baqarah 155-156)
Itu adalah musibah yang Allah swt berikan dalam rangka menguji keimanan manusia, menguji kesadaran manusia bahwa segala yang terjadi padanya adalah ujian yang hendaknya dijawab dengan kesabaran dan ketenangan, menguji akal kita akan pengakuan bahwa segala yang terjadi adalah datang dari Allah swt bukan untuk menjerumuskan manusia, tapi untuk mengup-grade kesadaranya apa yang telah dilakukanya. Sehingga akan melahirkan pengakuan tertinggi "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun”.
Ketika manusia ditimpa kemiskinan, maka Allah swt memiliki kehendak lain, disitulah kesadaran kita diuji “apakah kita telah memenuhi kewajiban yang Allah swt telah berikan kepada kita, dari kewajiban harta? Baik zakat, sedekah, infaq ataupun yang lain terkait dengan harta benda. Ketika manusia diuji dengan sakit, maka Allah swt memiliki kehendak lain terhadap diri kita, disitulah Allah swt mengingatkan kita akan hak-hak dan kewajiban fisik kita, yang mungkin masih banyak sekali kewajiban Allah swt yang belum kita laksanakan, sehingga Allah swt mengingatkan kita dengan berkurangnya kesehatan fisik kita.
b.    Sabar dalam Menghadapi Nikmat
Sabar dalam menghadapi nikmat sangat penting dalam kehidupan kita, karena tanpa kesabaran maka kita akan menggunakan kenikmatan tidak pada haknya dan tempatnya. Karena yang akan mendominasi adalah nafsu lawwamahnya. Misal; nikmat kekayaan yang diberikan, dia akan gunakan tanpa kontrol kepada hal-hal yang dilarang Allah swt, karena dia menganggap itu semua adalah miliknya. Kesabaran dalam menghadapi nikmat adalah kemampuan kita melakukan penahanan diri terhadap hal-hal yang tidak dibenarkan syari’at dari penggunaan nikmat tersebut.
Ketika kesabaran ini terwujud maka kita akan terhindar dari sifatnya Qarun, sifatnya fir’aun , Hamman dan yang mereka dikaruniai kenikmatan menjadi lalai dan terlena sehingga ingkar dan kufur terhadap nikmat Allah swt.
Artinya” Karun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku". dan Apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka.(al-Qashas ayat 78)
Demikianlah kesabaran dalam menghadapi kenikmatan, kadang kita dapat sukses dalam menghadapi musibah, tapi kadang tidak mampu menghadapi nikmat. Sejarah membuktikan bagaimana perang Badar telah membelajarkan kita, bahwa dengan ujian kekurangan ummat Islam sangat kreatif dan memiliki semangat yang luar biasa, sehingga mampu meraih kemenangan monumental. Tapi ketika perang uhud apa yang terjadi, ummat Islam tidak mampu bersabar dalam kenikmatan, banyaknya pasukan, harta benda di depan mata, sehingga menjadikan mereka terlena, pada akhirnya malah kalah.
Kadang ketika seseorang dalam kondisi kekurangan dia dapat bersabar dengan selalu mendekatkan diri kepada Allah swt, memohon kepada Allah swt, akan tetapi ketika dalam kondisi serba ada betapa banyak yang mereka lupa dan lalai kepada Allah swt. Orang yang bersabar akan menjadikan pesona langit, sehingga Allah swt akan mencintainya. Cobalah, belajar bersabarlah, Allah swt akan mencintai kalian, sehingga tinggal kita akan menjadikan sabar sebagai investasi kita, yang akan kita ambil ketika memang kita membutuhkan.
c.    Sabar Dalam Menghadapi Ketaatan
Sabar dalam ketaatan adalah tetap bertahan untuk selalu melaksanakan ketaatan kepada Allah swt. Hal ini Allah swt sebut sebagai istiqamah :
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan Kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu". Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta.(Surat Fushilat ayat 30-31)
Kunci sukses dan mencapai cita-cita ternyata adalah sabar dalam ketaatan. Ketaatan dalam segala aspek, terkesan kesabaran akan memperlambat sukses akan tetapi sabar akan menjadikan sukses lebih matang dan lebih lama waktunya. Hal ini kita lihat dari bagaimana ketika seorang mahasiswa yang ingin mendapatkan kesuksesan akademisnya maka dia memantapkan niatnya dan berpegang teguh, komitmen atau istiqamah, tidak tergoda dengan segala godaan yang dapat menjadikan dirinya gagal, kemudian tetap belajar dan belajar, maka dia akan mencapai cita-citanya. Andai kata ada sesuatu ujian yang menjadikan dirinya terhambat itu adalah pemantik dirinya untuk lebih kuat dalam menerima cita-citanya nanti. Orang yang ingin sukses dalam financial juga begitu, ketika dia mau komitmen dan terus bekerja dengan tekun, walaupun gagal, dia tetap terus berjuang untuk meraih cita-citanya pasti dia akan berhasil meraih mimpinya. Orang yang bercita-cita masuk surga , maka dia tetap teguh beribadah kepada Allah swt, melaksanakan segala perintah-Nya walaupun ujian terus menghadangnya, tetapi dia tetap teguh menjalankan perintah Allah swt, maka pasti dia akan sukses dan masuk surga. Bagaimana Bilal yang ingin jannah, harus disiksa bahkan nyawanya terancam, tapi dia tetap teguh memegang kalimat Allah swt, maka dia mendapat janji Allah swt, sebagaimana ayat di atas:” di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta.”
Simulasi sederhana: anak kecil yang menginginkan berjalan, maka dia terus berlatih berjalan, walaupun dia terjatuh dan terluka. Tapi dia tidak pernah mengeluh, bahkan tetap teguh belajar dan belajar. Ternyata jatuhnya dirinya adalah penguat dirinya, dan proses pematangan dirinya ketika bisa berjalan dengan baik. Andai kata tanpa proses jatuh, pastilah dia tidak akan mampu mengetahui bagaimana sakitnya jatuh, yang akan menjadikan dirinya lebih berhati-hati.  “Kesabaran dalam ketaatan adalah kunci utama dalam meraih mimpi-mimpi kita, walaupun dalam kesabaran ini banyak sekali ujian-ujian.”
Ada sebuah kisah dari seorang dokter tentang sebuah kesabaran:
Sekali waktu, saya mengoperasi seorang anak berumur 2,5 tahun. Hari itu adalah Selasa dan pada keesokan harinya anak itu dalam keadaan sehat. Pada hari Kamis jam 11:15 pagi – saya tak akan pernah melupakannya karena ketegangan yang saya alami – seorang perawat memberitahu saya bahwa anak itu berhenti bernafas dan jantungnya tak berdetak. Saya bergegas menangani anak itu dan melakukan pemijatan jantung selama 45 menit. Dan selama itu jantungnya tak bekerja sama sekali.
Setelah itu, atas izin Allah, jantungnya kembali berfungsi dan kami sangat bersyukur kepada-Nya.
Saya beritahukan keadaan sang anak kepada keluarganya. Sebagaimana anda ketahui, sangat sulit untuk menginformasikan kepada keluarga pasien jika keadaannya buruk. Hal semacam itu merupakan keadaan paling sulit yang dihadapi seorang dokter, namun perlu dilakukan. Maka saya pun mencari ayah sang anak, namun tak bertemu. Kemudian saya temukan ibunya. Saya sampaikan kepadanya bahwa berhentinya jantung sang anak dikarenakan pendarahan pada tenggorokannya. Kami belum mengetahui musababnya dan khawatir juga bahwa otak sang anak pun mengalami kematian.
Bagaimana perkiraan anda akan respon sang ibu? Apakah ia menangis? Apakah ia menyalahkan saya? Tidak, tidak semacam itu. Sebaliknya, ia mengucapkan: “Alhamdulillah, segala pujian hanya untuk Allah.” dan meninggalkan saya.
Sepuluh hari kemudian, sang anak mulai menunjukkan pergerakan. Kami bersyukur kepada Allah dan senang karena kondisi otaknya mulai membaik. Namun dua hari setelahnya, jantungnya kembali berhenti dikarenakan pendarahan yang sama. Prosedur pemijatan jantung kembali saya lakukan. Namun sama seperti sebelumnya, jantungnya tetap tak bekerja. Kali ini saya sampaikan kepada ibunya bahwa tidak ada lagi harapan. Namun sang ibu berucap: “Alhamdulillah, Duhai Allah, jika kesembuhannya membawa kebaikan maka sembuhkanlah ia, yaa Rabbii.”
Rahmat Allah pulalah yang membuat jantungnya kembali berdetak.
Anak itu mengalami enam kali kejadian yang sama hingga tenaga ahli tenggorokan berhasil menghentikan pendarahannya. Jantung anak itu semakin membaik setelahnya. Namun, setelah tiga setengah bulan anak itu masih terbaring dan tak bergerak.
Saat mulai terlihat tanda-tanda pergerakan anggota tubuhnya, kejadian buruk lain menimpa anak itu. Kepala sang anak dipenuhi cairan nanah yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Saya sampaikan kembali kondisi tersebut kepada sang ibu dan ia kembali berkata: “Alhamdulillah.” dan meninggalkan saya.
Kami mengoper penanganan anak itu kepada ahli bedah syaraf dan otak. Tiga minggu setelahnya, kondisi kepalanya berangsur membaik. Namun anak itu tetap tak bergerak di pembaringan. Dua minggu berlalu dan kini anak itu mengalami kondisi keracunan darah yang menyebabkan suhu badannya naik hingga 41,2 derajat Celsius.
Saya sampaikan kondisi anak itu kepada ibunya dan kembali ia berkata: “Alhamdulillah, Duhai Allah, jika kesembuhannya membawa kebaikan maka sembuhkanlah ia, yaa Rabbii.”
Saya kemudian menengok pasien lain di sampingnya ketika ibu sang pasien dengan panik berteriak: “Dokter, cepat lakukan sesuatu! Anak saya panas, ia bisa sekarat…” Anak ini demamnya baru 37,6 derajat Celsius. Dengan terkejut saya berkata: “Ibu, lihatlah ibu itu, demam anaknya lebih dari 41 derajat namun ia tetap bersabar dan memuji Allah.” Maka iapun menangkis: “Wanita itu tak berperasaan dan tidak tanggap.”
Saat itulah saya teringat sebuah perkataan dari Rasulullah saw.: “Diberkahilah orang-orang yang asing.” Sungguh, saya belum pernah melihat seorang ibu sesabar itu.
Kami terus merawat anak itu. Sekarang, 6,5 bulan telah berlalu dan sang anak akhirnya keluar dari ruang ICU. Keadaannya masih belum banyak berubah, belum bergerak, belum bisa mendengar, bicara atau melihat. Dadanya masih terbuka dengan luka operasi di mana anda bisa melihat detakan jantungnya. Sang ibu dengan telaten ikut merawat luka tersebut dan selalu sabar dan berharap kepada Allah.
Tahukah anda apa yang terjadi setelah itu? Sebelum saya beritahukan, berapakah peluang harapan bagi seorang anak yang sekian lama mengalami sakit dan kondisi demikian? Sebagian besar dari kita mungkin sudah pasrah dan tak banyak berharap atau bersiap merelakan kepergiannya.
Namun 2,5 bulan kemudian, dengan rahmat Allah, sang anak benar-benar telah sembuh dan kembali normal. Ia bisa berlari memeluk ibunya seolah tak pernah ada kejadian apapun yang menimpanya. Kesehatannya telah kembali seperti sedia kala.
Cerita ini tak berhenti di situ. Bagian berikut inilah yang menggetarkan hati dan menjadikan saya tak kuasa menahan bulir-bulir air mata untuk mengalir.
Satu setengah tahun setelah anak itu meninggalkan rumah sakit, salah seorang petugas rumah sakit memberitahu saya bahwa ada sepasang suami istri dengan dua orang anaknya ingin bertemu. Saya pun menemui mereka dan saya berjumpa dengan orang tua anak yang saya operasi sebelumnya itu. Dia sekarang sudah lima tahun dan bagaikan bunga yang segar. Bersama mereka juga adalah seorang bayi berumur 4 bulan.
Saya sambut mereka dengan hangat dan dengan sedikit bercanda saya tanyakan kepada sang ayah, apakah ini anak yang ke 13 atau 14. Ia tersenyum heran kepada saya dan berkata: “Ini anak ke dua kami dan anak yang Bapak operasi dulu itu adalah anak pertama kami yang dikaruniakan kepada kami setelah penantian selama 17 tahun. Setelah diberi anak, ia menderita penyakit yang Bapak telah lihat.”
Air mata saya tak terbendung mendengar penuturan sang ayah.
Secara refleks, saya tuntun sang ayah ke ruangan saya dan bertanya mengenai istrinya. “Siapakah istri anda ini, yang setelah 17 tahun tidak subur masih memiliki kesabaran dengan kondisi fatal yang menimpa anak pertamanya? Hatinya sungguh bukan tidak subur. Iman tentunya tumbuh subur di sana.”
Apa jawab sang suami? Dengarkan baik-baik saudaraku.
Ia berkata: “Aku menikahi wanita ini selama 22 tahun dan selama itu pula ia tak pernah ketinggalan dalam shalat tahajud. Aku tak pernah mendengarnya menggunjing, menggosip atau berbohong. Setiap saya pergi atau kembali ke rumah, ia membukakan pintu dan mendoakan saya serta menyambut saya dengan keramahan. Dan dalam setiap apa yang ia kerjakan selalu muncul cinta, perawatan, persembahan dan kasih sayang yang terdalam.” Laki-laki itu melengkapi dengan berkata: “Sungguh dokter, karena kemuliaan akhlak dan rasa sayang yang ia tunjukkan dalam perlakuannya kepada saya, saya hampir tak kuasa untuk membuka mata dan menatap padanya.”
Dan saya pun menimpali: “Istri semacam itu benar-benar pantas memperolehnya dari anda…”
Demikianlah kisah kesabaran dalam ketaatan yang mampu menjadi keteladan buat kita semua, menyelesaikan masalah dengan kesabaran yang luar biasa, sehingga Allah swt pun memberikan apa yang diharapkan oleh hamba-Nya.
d.   Sabar dalam Menghadapi Kemaksiatan
Sabar dalam menghadapi kemaksiatan juga sangat berat bagi seorang muslim, kadang lingkungan yang sangat mempengaruhi dirinya. Sehingga Allah swt mengabadikan dalam kisah Yusuf as, yang menolak ajakan Zulaikha, ini menjadi suatu keteladanan yang sangat luar biasa. Saat ini hal ini sangat penting bagi setiap muslim, kadang ketika dunia sudah dibentangkan di hadapan mata manusia, maka pintu kemaksiatan pun terbuka, sehingga kadang membuat nafsu manusia tidak tahan untuk melakukanya. Ada sebuah kisah bagaimana seorang muslim bersabar dalam menolak kemaksiatan:
Semoga kisah pemuda ini bisa menjadi bahan renungan kita bersama. Seorang pemuda yang shalih yang meninggalkan kemaksiatan karena takutnya kepada Allah Swt padahal telah datang kepadanya waktu dan kesempatan. Sehingga Allah Swt pun tidak menyia-nyiakan pengorbanannya dan menggantikannya dengan yang lebih baik dan lebih mulia. Inilah dia kisahnya.
Ada seorang pemuda yang pekerjaannya menjual kain. Setiap hari dia memikul kain-kain dagangannya dan berkeliling dari rumah ke rumah. Pemuda ini memiliki wajah yang sangat tampan dan bertubuh tegap sehingga setiap orang yang melihatnya pasti menyukainya.
Pada suatu hari ketika ia sedang menawarkan barang dagangannya, tiba-tiba ada seorang wanita yang melihatnya. Begitu melihat pemuda tersebut wanita itupun terpesona dan dia mempersilahkan pemuda tersebut masuk ke dalam rumahnya.
Timbullah rasa cinta yang begitu besar dalam hati wanita tersebut. Lalu si wanita itu berkata:”Aku memang memanggilmu tidak untuk membeli daganganmu, tetapi aku memanggilmu karena kecintaanku kepadamu dan dirumah ini sekarang sedang kosong”. Selanjutnya wanita tersebut membujuk dan merayunya agar mau berbuat ”sesuatu” dengan dirinya.
Pemuda itu menolak, bahkan dia mengingatkan si wanita kepada Allah Swt dan menakut-nakutinya dengan azab yang amat pedih disisi-Nya. Tetapi sayang, nasihat itu tidak membuatnya takut bahkan semakin bertambah hasratnya pada pemuda tersebut. Akhirnya, karena si pemuda itu tidak mau melakukan yang haram, maka wanita itu mengancamnya dengan berkata:
”Bila engkau tidak mau menuruti perintahku, aku akan berteriak kepada semua orang dan akan aku katakan kepada mereka, bahwa engkau telah masuk ke dalam rumahku dan ingin merenggut kesucianku. Dan mereka akan mempercayaiku karena engkau telah berada dalam rumahku, dan sama sekali tidak mencurigaiku”
Setelah si pemuda itu melihat betapa si wanita itu terlalu memaksanya untuk mengikuti keinginannya berbuat dosa akhirnya dia berkata:”Baiklah, tapi apakah engkau mengizinkanku untuk ke kamar mandi sebentar agar bisa membersihkan diri dulu?”
Betapa gembiranya wanita itu mendengar jawaban ini, dia mengira bahwa keinginannya sebentar lagi akan terpenuhi. Dengan penuh semangat dia menjawab: “Bagaimana tidak, wahai kekasihku, ini adalah sebuah ide yang sangat bagus”
Kemudian masuklah si pemuda ke kamar mandi, sementara tubuhnya gemetar karena takut dirinya akan terjerumus dalam kubangan maksiat. Sebab, wanita itu adalah perangkap setan dan tidak ada seorang laki-laki yang menyendiri bersama seorang wanita kecuali setan akan menjadi pihak ketiga.
”Ya, Allah apa yang harus kuperbuat? berilah aku petunjuk-Mu, Wahai Dzat yang dapat memberi petunjuk bagi orang-orang yang sedang kebingungan”.
Tiba-tiba timbullah ide dalam benaknya.
”Aku tahu benar, bahwa termasuk salah satu kelompok yang akan dinaungi oleh Allah Swt dalam naungan-Nya pada hari yang tidak ada naungan saat itu kecuali naungan-Nya adalah seorang laki-laki yang diajak berbuat mesum oleh wanita yang mempunyai kedudukan tinggi dan berwajah cantik”.
Kemudian dia berkata ”Aku takut kepada Allah” Dan aku yakin bahwa orang yang meninggalkan sesuatu karena takut kepada-Nya pasti akan mendapat ganti yang lebih baik… Dan seringkali satu keinginan syahwat itu akan melahirkan penyesalan seumur hidup… Apa yang akan aku dapatkan dari perbuatan maksiat ini selain Allah akan mengangkat cahaya dan nikmatnya iman dari hatiku… Tidak..tidak..aku tidak akan mengerjakan perbuatan yang haram…tapi apa yang harus aku lakukan? Apakah aku harus melemparkan diri dari jendela ini? Tidak bisa, jendela ini tertutup rapat sekali, kalau begitu aku akan mengolesi tubuhku dengan kotoran yang ada di WC ini, dengan harapan bila nanti dia melihatku dalam keadaan begini dia akan jijik dan membiarkan aku pergi”.
Ternyata memang benar, ia mengerjakan ide tersebut, dia mulai mengolesi tubuhnya dengan kotoran -kotoran itu. Memang menjijikan, sambil menangis dia berkata ”Ya, Rabbi, perasaan takutku kepada-Mu itulah yang mendorongku melakukan hal ini. Karena itu karuniakanlah kepadaku kebaikan sebagai gantinya.”
Kemudian ia keluar, tatkala wanita itu melihat pemuda tersebut dalam keadaan demikian, si wanita itu berteriak: ”Keluar kau, hai orang gila! ”
Dia pun cepat-cepat keluar sambil membawa barang dagangannya. Sementara orang-orang di jalan tertawa melihatnya. Setibanya di rumah ia bernafas lega. Lalu menanggalkan pakaiannya, mandi dengan sebersih-bersihnya.
Kemudian apa yang terjadi?? Adakah Allah akan membiarkan hamba-Nya begitu saja? Ternyata setelah ia selesai dari mandi, Allah memberikan karunia yang besar untuk dirinya. Allah memberikan untuknya aroma yang harum semerbak yang tercium dari tubuhnya. Semua orang dapat mencium aroma tersebut dari jarak beberapa meter.
Sampai akhirnya ia mendapat julukan ”AL-MISKI” (yang harum seperti kesturi).
Subhanallah, Allah telah mengganti bau kotoran yang dapat hilang dengan sekejap dengan aroma kesturi yang tercium sepenjang masa. Ketika ia meninggal dan dikuburkan, mereka tulis diatas kuburannya ”inilah kuburan Al-Miski” dan banyak orang yang menziarahinya.
Pembaca yang dirahmati Allah Swt,…Segala sesuatu yang engkau tinggalkan, pasti ada ganjarannya. Begitupula larangan yang datang dari Allah Swt, bila engkau tinggalkan akan ada ganjaran sebagai penggantinya”
Allah akan memberikan ganti yang besar untuk sebuah pengorbanan yang kecil. Allahu akbar!!!
Manakah orang yang mau meninggalkan maksiat dan taat kepada Allah sehingga mereka berhak mendapatkan ganti yang besar untuk pengorbanan kecil yang mereka berikan:? Tidakkah mereka mau menyambut seruan Allah, seruan Rasulullah dan seruan fitrah yang suci???
Demikianlah kesabaran seorang pemuda walaupun sudah nyata jelas di hadapanya sesuatu yang menggoda nafsunya. Akan tetapi berkat kesabaran dirinyalah dia mendapat ganti yang luar biasa. Dalam konteks saat ini, kadang ketika kita ingin sukses baik sukses apapun, sering menghalalkan segala cara, yang menunjukan ketidak sabaran kita, coba sedikit saja menunda hal itu dengan bersabar pastilah Allah swt akan memberikan yang terbaik, bahkan gati yang lebih baik.

6.      Menebar Pesona dengan Tawakkal
Artinya:” Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (Ali Imran 159)
Tawakkal adalah bersandar kepada Allah swt dalam segala urusan. Bersandar kepada Allah swt dalam urusan kehidupan, urusan rezeki, urusan keluarga, urusan negara, urusan dunia ataupun urusan akhirat. Allah swt dijadikan sebagai tempat bersandar, tempat memohon, tempat untuk curhat bahkan untuk bermanja-manja dihadapan Allah swt. Jangan sampai tawakkal dimaknai pasrah yang pasif, ketika ikhtiar sudah mentok. Ini makna tawakkal yang tidak benar. Tawakkal itu di awal aktifitas, sandarkan aktifitas kita kepada Allah swt, sampaikan hajat kita kepada-Nya , bahasa sederhananya pamitan dech kepada Allah swt (absen). Sehingga setiap waktu track record kita dihadapan Allah swt selalu baik. Tawakkal juga di tengah aktifitas, dalam rangka menjaga keikhlasan, menjaga visi kita agar tetap kuat, sehingga ketika ada badai masalah dalam aktifitas kita, kita tetap tegar, karena memang Allah swt masih uji kita, dan mengharapkan kita lebih dekat kepada-Nya. Lebih-lebih di akhir aktifitas serahkan saja hasilnya kepada Allah swt.
Inilah kisah Bunda Hajar yang bertawakkal kepada Allah swt ketika memohon air kepada Allah swt, dalam tawakkalnya dia berikhtiar dengan sa’i dari Shafa ke Marwah, sampai bolak-balik tujuh kali, akan tetapi ternyata hasil tawakkal ini di karuniai zamzam dari bawah kaki Isma’il a.s. bukan dari shafa maupun marwah. Ini adalah contoh luar biasa makna tawakkal kepada Allah swt. Tawakkal adalah pasrah apapun yang Allah swt berikan kepada kita, Pasrah bagaimana cara Allah swt memberikan kepada kita, pasrah kapan Allah swt memberikan permohonan dan keinginan kita. Sehingga setiap kita akan berangkat beraktifitas selalu berdoa “ Bismillaahi tawakkaltu ‘alallah la haula wala quwata illa billah”.
            Tawakkal adalah salah satu amaliah penebar pesona langit dan bumi, sehingga orang-orang yang mau bertawakkal Allah swt janjikan kecukupan dalam kehidupanya. Allah swt akan cukupi hidupnya, Allah swt akan cukupi kekurangan kebutuhan kehidupanya, bahkan Allah swt janjikan akan tolong dirinya sehingga tidak ada lagi yang akan mampu memberikan kehinaan padanya. Akan tetapi yang perlu diingat adalah tawakkal produktif yang beriringan dengan ikhtiyar. Allah swt berfirman:
Artinya:” dan Allah swt memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.(al-Talaq ayat 3)
Dalam ayat lain Allah swt akan menolong orang-orang yang bertawakkal:
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. jika Allah menolong kamu, Maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), Maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal.(Ali Imran ayat 159-160)
Ketika kita menginginkan menjadi orang yang kaya, maka kayalah karena memang Allah swt menolong kita, mencukupkan kita dan memenuhi kebutuhan kita. Hal itu sebagai akibat karena pesona tawakkal yang telah kita lakukan setiap waktu dengan ikhlas dihadapan Allah swt, sehingga Allah swt sangat mencintai kita, dan tidak membiarkan kita dalam kekurangan dan kesusahan.
Sebuah kisah menarik; sebut saja namanya Ajam (nama samaran), beliau seorang pengusaha, dirinya menyebut sebagai kuli tinta alias tukang cetak benner. Suatu saat beliau punya cita-cita meng-akuisisi beberapa tanah pekarangan dan sawah yang akan dijadikan sebuah perumahan (ecak-ecaknya sebagai developer). Akan tetapi sampai waktu tempo datang belum ketemu jawaban dan solusi penyelesaian akuisisi tanah tersebut alias pelunasan. Maka ketika dalam kondisi tersebut, fikiran buntu dan sepertinya tidak ada jalan lain.
Maka beliau pasrahkan secara total dirinya kepaa Allah swt dengan memperbanyak mendzikirkan” hasbunallah wani’mal wakil, ni’mal maula wani’ma al-nasir” hanya Allah swt sebaik-baik pelindung, dan sebaik-baik penolong, dia sandarkan (semeleh) segala urusanya kepada Allah swt, karena memang manusia tidak memiiki otoritas sedikitpun tentang dirinya tanpa seizin Allah swt, satu sel sarafpun tidak akan berfungsi tanpa izin Allah swt, satu sel otak-pun tidak akan mampu berfikir tanpa seizin Allah swt. Beliau mencoba melepaskan kesombongan akal dan nafsunya yang mencoba merebut “kepasrahan total-nya” kepada Allah swt, sehingga yang terjadi adalah ketenangan.
Pagi harinya, dia tidak berfikir apapun, dan hanya pasrah kepada Allah swt, yang biasanya selalu membuat planning kerja, hari itu dia lepaskan saja, dan mengikuti langkah dan gerak hatinya begitu saja. Akan tetapi apa yang terjadi, semuanya atas izin Allah swt, digerakan sel otak nya untuk membuat gebrakan propertinya, yang tadinya dijual perumahan, untuk beralih menjadi sebuah kaplingan dari separuh jumlah calon perumahanya. Maka hari itu juga terjual 24 unit di tempat. Dan insya Allah dengan izin Allah swt, masalah di atas dapat diselesaikan.
Sedikit pelajaran dari kisah pak Ajam di atas, ternyata “tawakkal” itu sangat dahsyat, tawakkal itu mencukupkan segala urusan kita. Kenapa dalam at talaq 2-3 disebutkan kata taqwa sebagai pengurai masalah (solusi) dan pembuka rizki, sedangkan tawakkal adalah mencukupkan. Sehingga disinilah pentingnya kita bertawakkal, menyerahkan diri dan masalah kita, memohon pertolongan Allah swt, bertaubat kepada-Nya, mohon bimbingan-Nya, meminta yang terbaik bagi kita akan segala urusan kita. Tawakkal inilah yang menjadikan burung dan hewan yang lain, selalu mendapatkan rezeki, ketika berangkat pagi dengan perut kosong maka sore pulang dengan perut penuh dengan makanan. Inilah yang menyebabkan Maryam mendapatkan rezeki dari surga dan yang lainya.

7.      Menebar Pesona dengan Keadilan
Artinya:” mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, banyak memakan yang haram.  jika mereka (orang Yahudi) datang kepadamu (untuk meminta putusan), Maka putuskanlah (perkara itu) diantara mereka, atau berpalinglah dari mereka; jika kamu berpaling dari mereka Maka mereka tidak akan memberi mudharat kepadamu sedikitpun. dan jika kamu memutuskan perkara mereka, Maka putuskanlah (perkara itu) diantara mereka dengan adil, Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil”. (Al Maidah 42)
Adil adalah menempat sesuatu pada tempatnya, memberikan keputusan sesuai dengan haknya, atau melaksanakan sesuatu sesuai dengan kemampuanya.  Adil yang paling tinggi adalah adil kepada Allah swt, dengan cara memberikan peribadahan hanya kepada Allah swt, sehingga orang yang melakukan syirik disebut sebagai orang-orang dzolim. Dzolim adalah antonim bagi tauhid, karena orang yang syirik tidak tepat dalam memberikan hak peribadahan. Yang sepatutnya hanya kepada Allah swt, tapi kepada yang lainya.
Allah swt sangat mencintai pemimpin yang adil, pemimpin dalam setiap levelnya. Ini adalah instrumen pesona langit yang sangat luar biasa. Seorang manusia hakikatnya adalah pemimpin terhadap dirinya sendiri, dia harus adil dengan segala fasilitas dirinya, adil terhadap matanya jangan sampai digunakan melihat yang bukan haknya, adil terhadap telinganya untuk tidak mendengar hal yang buruk, adil terhadap akalnya untuk tidak berfikir yang tidak benar dan selanjutnya.
Seorang suami adalah pemimpin bagi keluarganya, sehingga dia harus adil dalam membina keluarganya, memberikan hak dan kewajiban keluarganya, tidak membebani keawajiban yang berlebih kepada istri maupun anak-anaknya, sehingga ditanganyalah tanggung jawab keluarga di hadapan Allah swt.
Seorang pemimpin publik adalah pemimpin bagi rakyatnya, maka dia bertanggung jawab kepada Allah swt akan segala masalah rakyatnya. Dia tidak diperbolehkan mengambil yang bukan haknya, memberikan tanggung jawab yang berlebih kepada rakyatnya, hendaknya cepat memberikan hak rakyatnya. Itulah keadilan baginya, ibadah yang paling besar pahalanya bagi seorang pemimpin adalah memenuhi kebutuhan rakyatnya. Ketika dia seorang hakim, maka dia tidak memutuskan kecuali keputusan yang sesuai dengan haknya, tidak berlebih ataupun kurang dikarenakan kecondonganya kepada pihak tertentu, atau mungkin pengaruh yang lain. Ketika sebuah perkara sudah berada dalam meja hijau maka hendaknya diputuskan seadil-adilnya, terkecuali si pemilik masalah memaafkan.
Bagaimana kisah Umar bin al-Khattab ra, yang memanggul makanan untuk rakyatnya yang sedang membutuhkan, bagaimana Umar bin Abdul Aziz yang tidak mau mengambil sedikitpun harta negara untuk kepentingan keluarganya. Merekalah tauladan dalam hidup kepemimpinan, mereka selalu melihat yang paling lemah, dan menerima segala pendapat walaupun dari rakyatnya yang tidak memiliki pengaruh sedikitpun.
Umar bin al-Khattab yang memimpin dengan keadilanya mampu menggetarkan arsy Allah swt, menebar pesona dengan keadilanya sehingga beliau menjadi khalifah yang termuliakan, masuk surga tanpa hisab, bahkan mampu membangun peradaban mulia dalam Islam dengan inovasi-inovasinya. Begitu juga Umar bin Abdul Aziz dengan keadilanya mampu memberikan yang terbaik dalam Islam, memberantas kemiskinan dalam negaranya, sehingga tak ada seorang pun yang menerima zakat.
Secara sederhana marilah kita sebagai seorang muslim, sebagai hamba Allah swt adil dalam hidup cukuplah buat kita, dengan cara memenuhi kewajiban yang Allah swt berikan kepada kita, pastilah hak kita akan diberikan Allah swt, baik cepat maupun lambat. Tapi itu adalah sebuah kepastian yang tidak mungkin Allah swt ingkari. Ketika kita memiliki sebuah cita menjadi insan yang sukses, maka berbuat adilah dalam hidup ini, penuhi kewajiban Allah swt maka Allah swt akan memberikan cita kita dengan cara-Nya yang paling baik.
8.      Menebar Pesona dengan Jihad Fi Sabilillah
Artinya:” Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. (al Shaff 4)
Jihad adalah bersungguh-sungguh dalam mengoptimalkan diri dalam menapaki jalan-jalan Allah swt. Jihad adalah salah satu instrumen tebar pesona yang sangat luar biasa dalam hidup manusia, akan tetapi jihad yang dijalankan dengan baik, berada pada shaf (barisan yang teratur), sistem yang benar dan juga keikhlasan. Hal inilah yang dibangun oleh para sahabat terdahulu, sehingga mereka menuai kemenangan yang besar, mampu membangun peradaban yang luar biasa dalam kehidupan.
Jihad dalam melawan nafsu menjadi suatu keharusan bagi seorang muslim dalam rangka meraih kesuksesan hidupnya, nafsu yang selalu mengajaknya melakukan hal-hal yang dilarang Allah swt. Sehingga peperangan terhadapnya menjadi sebuah keharusan. Jihad melawan kebodohan dengan terus belajar dan menuntut ilmu, jihad melawan kemiskinan dengan selalu bekerja dengan giat sehingga akan dicapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup. Apalagi jihad melawan kemaksiatan dirinya dan kemungkaran dirinya, hal itulah yang akan mengantarkan dirinya menjadi insan yang bahagia, merdeka segal-galanya.
Allah swt mencintai orang yang berjihad dalam segala aspek, dalam hal ekonomi kita berjihad agar ekonomi lebih barokah dan syari’ah dengan cara ummat islam bekerja keras menguasai sumber-sumber ekonomi yang dijalankan dengan cara Islam, sehingga hasilnya dalam rangka menegakan islam dan menolong ummat-ummat yang mustad’afin.
Jihad dalam bidang politik menjadi suatu yang sangat utama dalam menegakan kepemimpinan yang adil. Sebagaimana  dalam sebuah hadits Rasulullah saw bersabda:
أَفْضَلُ الْجِهَادِ كَلِمَةُ عَدْلٍ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ ». أَوْ « أَمِيرٍ جَائِرٍ ».
Artinya :” Sebaik-baik Jihad adalah perkataan yang adil (benar) didepan pemimpin yang dzolim ( HR. Abu Dawud)
Demikianlah Allah swt memberikan wilayah yang besar dalam jihad menegakan kepemimpinan yang adil. Karena menegakan kepemimpinan yang adil adalah sesuatu yang sangat urgen, demi kemaslahatan orang banyak.
Jihad dalam aspek berjuang dengan senjata-pun menjadi suatu hal yang akan membawa kepada pesona langit. Betapa banyak sejarah yang membuktikan bagaimana para syuhada’ ini mendapatkan kemuliaan yang besar dalam hidupnya. Kisah Hanzhalah yang syahid dalam malam pertamanya, Abdullah bin salim yang syahid ketika akan menikah dengan putri Abdurrahman bin Auf,  syahidnya Hamzah dan yang lainya.

 Bagi yang mengharapkan buku Tebar Pesona di Langit, dapat menghubungi CP : 0857 888 77 325/ 0813 796 736 52 (ahsan SMS)