Rabu, 05 Agustus 2009

MATA KULIAH FAI

FILSAFAT ISLAM
Filsafat adalah satu mata ilmu yang sangat penting, karena substansinya adalah pemberdayaan pola pikir yang mendalam dalam memikirkan segala makhlukyang telah diciptakan Allah swt.

Minggu, 28 Juni 2009

Lokakarya nasional

FAI UM Metro mengikuti lokakarya nasional di Universitas Muhammadiyah Jakarta, pada tanggal 28 Juni 2009.

Tadabbur al-Qur'an

Ta'awudz
Wahai geenerasi Qur'ani, pernahkah antum membaca ta'awudz ?
A'udzubillahiminasyaithanirrajiim
Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaithan yang terkutuk
Wahai saudaraku !
ada beberapa hal penting yang g\harus dilakukan seseeorang sebagai bentuk konsekwensi kalimat ini:
1. Mohon perlindungan dari Godaan syaithan (Tauhid)
2. Mujahadah melakukan perlawanan kepada syaithan
3. Menjadikan Syaithan sebagai musuh manusia
4. Menjadi Generasi yang merdeka (ikhlas)

Rabu, 17 Juni 2009

Visi Misi

Visi Misi FAI UM Metro

ARTIKEL ISLAM DAN SOSIAL

FLU BABI, FENOMENA PEMILU LEISTIF DANPRESIDEN
M.Samson Fajar
Dosen Fakultas Agama Islam, Mahasiswa PPs IAIN Raden Intan
Fenomena menarik yang akhir-akhir ini muncul adalah munculnya isu negatif yang berkaitan dengan Flu Babi. Fenomena ini hadir di tengah-tengah ramainya proses PEMILU Legislatif dan menyongsong Pemilu Presiden. Hal ini tentunya bukanlah suatu hal yang kebetulan, karena apa yang terjadi di dunia ini adalah atas kuasa Allah swt. Sehingga tugas manusia adalah mengambil ibroh (pelajaran) dari kejadian ini, makna filosofis yang terkandung di dalamnya, akan menjadi satu nilai yang bermanfaat bagi keberlangsungan dan kemanfaatan ummat manusia.
Rahasia diharamkanya Babi
Allah swt berfirman:” Telah diharamkan atas kamu bangkai, Darah, daging babi, dan apa saja yang disembelih untuk dipersembahkan kepada selain Allah ……..”(Q.S. Al-Maidah ayat 3) . Dalam Ayat ini Allah swt mengharamkan beberapa jenis makanan, salah saatunya adalah daging babi. Keharaman ini tidak dapat ditawar-tawar, dengan dalih apapun, baik dalih ilmiah ataupun non-ilmiah. Karena Allah swt sebagi pencipta makhluknya pasti lebih mengetahui kemanfaatan dan kemudharatan makhluk-Nya. Akan tetapi sangat miris sekali ketika mencuat kabar, bahwa Indonesia sebagai negara yang mayoritas penduduknya muslim menjadi pengimpor terbesar daging babi, bahkan devisa ketiga negara tercinta ini adalah hasil dari pengolahan babi.
Saatnya mulai berfikir dan mengevaluasi diri, segala kejadian yang menimpa negeri ini, baik bencana fisik ataupun bencana moral spiritual yang memporak porandakan bangsa ini sebenarnya disebabkan apa ? pertanyaan ini harus dicara jawabannya karena berkaitan dengan kemakmuran dan kesejahteraan ummat dan bangsa.
Dalam beberapa ayat Al-Quran Allah swt telah memberikan arahan bahwa kemaksiataan yang dilakukan manusia adalah salah satu penyebab bencana. Sedangkan realita yang berbicara saat ini adalah kemaksiatan besar dan terang-terangan telah diakukan oleh bangsa ini dengan menjadikan babi sebagai komoditi yang sangat menjanjikan, banyak sekali product makanan, minuman dan obat-obatan serta kosmetika yang menggunakan bagian tubuh babi. Maka wajar jika penyakit yang selalu dikhawatirkan manusia silih berganti hadir. Flu babi adalah fakta yang nyata, penyakit yang sangat berbahaya ini telah menjadikan bangsa ini mengrahkan banyak biaya untuk mengatisipasi, belum lagi kalau benar-benar suspect flu babi ini mengenai bangsa ini dan menjalaar seperti flu burung, beranikah pemerintah menghangguskan peternakan babi seperti msmusnahkan peternakan ayam ?
Di atas adalah akibat fisik dari rahasia diharamkanya babi, ada satu lagi akibat non fisik yang menjadi rahasia haramnya babi adalah, timbulnya prilaku negatif bangsa ini, seperti prilaku babi. Hal ini dapat dilihat dari perdebatan Muhammad Abduh dan pemerinthan Perancis. Pemerintah perancis meyakini bahwa babi sudah tidak haram karena cacing yang ada dalam tubuh babi sudah dapat dimusnahkan dengan derajat panas tinggi. Akan tetapi Abduh membantah bahwa haramnya babi bukan masalah itu, akan tetapi lebih dari itu, maka Abduh memerintahkan untuk mengambil dua ekor kambing jantan dan satu kambing betina, serta dua babi jantan dan dua kambing betina. Apa yang terjadi ? dua kambing jantan ketika melihat kambing betina langsung berkelahi untuk mendapatkan kambing betina, berbeda dengan dua babi jantan yang bareng-bareng bergantian untuk menikmati babi betina.
Sangat ironis ketika melihat realita saat ini, karakter babi lebih mendominasi bangsa ini, karakter negatif itu contohnya adalah tidak adanya kecemburuan, kenajisanya (suka dengan yang kotor), dan kerakusanya.
Relevansi dengan PILEG dan PILPRES
Di tengah riuhnya PILEG dan PILPRES fllu babi menjadi pelajaran berharga bagi banagsa Indonesia. Pelajaran itu adalah janganlah memilih pemimpin yang berkarakter babi. Dan bagi para pemimpin dan calon pemimpin terpilih untuk mengobati karakter tersebut.
Yang Pertama, Karakter Tidak Memiliki Rasa cemburu. Rasa cemburu adalah rasa yang sangat positif atau disebut “Ghiroh” dengan rasa ini bangsa ini akan memiliki harga diri (izzah) yang tingggi di hadapan bangsa yang lain, dengan rasa cemburu bangsa ini akan memiliki jiwa pengorbanan yang tinggi untuk memperjuangkan kemakmuran bangsa tercinta ini. Tapi ketika rasa “ghiroh”ini telah berubah dengan cuek dan menempel pada diri pemimpin bangsa ini atau masyarakat maka akan merusak negeri tercinta ini. Para pemimpin akan cuek saja ketika melihat anak negeri ini di cabik-cabik moralnya oleh para kolonialis moral, mereka akan cuek saja ketika sistem ekonomi bangsa ini hancurkan oleh kapitalis liberalis, dan mereka hanya akan diam saja ketika harta kekayaan negeri ini dirampas oleh para kapitalis asing dan para konglomerat.
Yang kedua, karakter Najis, tidak mampu membedakan mana yang baik dan yang buruk. Apabila karakter ini melekat pada diri bangsa dan pemimpin, maka akan melahirkan tindakan rakus, segala macam cara dilakukan untuk mencapai tujuanya baik cara itu halal ataupun haram. Penipuan, korupsi dan money politic, menjatuhkan lawan politik dengan merusak nama baiknya serta banyak lagi cara haram yang mereka halalkan untuk mencapai tujuan. Karakter inilah yang banyak dilakukan oleh para politikus hari ini, walaupun ada beberapa yang masih konsisten dengan nilai etika. Tapi hal ini sudah berbalik menjadi paradigma negatif, etika baik dalam kontek politik menjadi sangat aneh dan asing, bahkan mayoritas tidak mampu membedakan mana yang baik dan buruk.
Sikap Bangsa
Bangsa Indonesia harus mulai menata diri kembali darri tataran rakyat kelas bawah sampai para elit politik dalam struktur pemerintahan, untuk kembali kepada nilai-nilai dasar baik nilai dasar agama, nilai dasar moral, sosial, politik ataupun ekonomi. Hal inilah yang harus dijadikan patokan untuk membangun bangsa ini, karena bangsa ini sudah terlalu jauh meninggalkan nilai dasar ini.
Semua pemimpin dan calon pemimpin hendaknya membuka diri untuk meeluruskan niatnya dalam berkuasa dan memimpin bangsa ini, dan dengan ikhlas untk meninggalkan segal karakter negatif yang sangat merugkan ummat dan bangsa terccinta ini, kita hendaknya harus memulai untuk melakukan tindakan-tindakan positif, karena hal itu akan membawa kepada ketenangan jiwa dan bangsa. Mari kita putus rantai penjara para mantan pejabat dan politicus yang pada masa jabatanya melakukan sekandal, dan mulai membangun akhir yang baik, Khusnul kkhotimah.