Senin, 22 November 2010

UKHUWAH ISLAMIYAH PERSAUDARAAN ISLAM : PONDASI MEMBANGUN KEKUATAN ISLAM Dikutip dari ringkasan buku: al-ukhuwah wal hubb fillah

Makna Ukhuwah Fillah (Persaudaraan Karena Allah)
Ukhuwah fillah merupakan ikatan iman yang ditegakkan atas manhaj Allah, yang memancar dari rasa ketakwaan dan bermuara kepada pengendalian yang kokoh dengan talinya. Ukhuwah fillah ini dapat menimbulkan beberapa sikap positif dalam hal rasa cinta yang saling melengkapi. Dan menghindari hal-hal negatif seperti menjauhkan diri dari segala yang menyebabkan mudharat dalam diri dan dalam harta benda. Oleh karena itu maka tidak ada persaudaraan yang sejati tanpa adanya iman dan tidak adanya iman tanpa persaudaraan.
Tujuan terpenting dari ukhuwah Islamiyah itu sendiri :
1. Persamaan hak (QS. 49: 13)
2. Saling membantu – At Ta’awun (QS. 5: 2)
3. Cinta kasih karena Allah – Al Hubbfillah

Keutamaan dan Kedudukan Ukhuwah Disisi Allah Swt
Sesungguhnya keutamaan ukhuwah dan kenikmatan Islam adalah bahwa Allah swt telah mempersatukan di antara hati manusia dan mempersatukan jiwa-jiwa manusia setelah keadaan jauh dan saling bercerai berai, kemudian Allah berkenan mengembalikan kebajikan kepada manusia dan manusia diselamatkan dari api neraka. Kemudian diberikan-Nya kepada manusia suatu kewajiban untuk beramal di jalan kebajikan (QS. 3: 104).
Persaudaraan dan persatuan tidak lain merupakan buah dari kebajikan akhlak, sedangkan perselisihan tidak lain merupakan hasil dari kebejatan akhlak. Di dalam islam keutamaan akhlak yang bagus adalah tidak disembunyikan (QS. 68: 4).

Jalan menuju terbentuknya ukhuwah fillah
Dua jalan penting supaya seorang hamba dapat sampai kepada ukhuwah adalah :
1. Iman, berhukum dengan Al-quran pada setiap persoalan dan mengambil sunnah rasul sebagai undang-undang hidup
2. Membudayakan salam

Tolak ukur dan persyaratan ukhuwah fillah
Terdapat 3 sifat pokok dalam ukhuwah fillah, yaitu saling membantu dalam kehidupan, bersekutu dalam menghadapi permasalahan dan perlindungan dari mengingat Allah swt.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai ukhuwah fillah adalah :
1. Menjadikan ukhuwah itu ikhlas karena Allah swt semata.
2. Menjadikan ukhuwah yang berhubungan pertaliannya disadarkan pada iman dan takwa
3. Menjadikan ukhuwah yang dijalaninya itu selalu komit terhadap manhaj Islam dengan mengikuti kitabullah dan sunnah Rasul-Nya serta menjauhkan diri dari khurafat dan bid’ah
4. Menjadikan ukhuwah itu selalu berpegang teguh pada nasihat menasihati karena Allah
5. Menjadikan ukhuwah berdiri tegak di atas dasar ta’awun, takaful, baik dalam keadaan sempit maupun lapang

Hak-Hak dan Kewajiban Ukhuwah
Hak-hak ukhuwah dalam Islam terbagi 2 yaitu :
1. Hak-hak umum
Yaitu hak-hak persaudaraan yang mewajibkan setiap muslim untuk menghormati saudaranya sesama muslim, dengan bersumberkan dari semangat keislaman yang tinggi dan berdiri tegak di atas prinsip-prinsip kemasyarakatan yang mulia. Hak-hak umum yang terpenting adalah menyebarkan salam, menjawab salam, menjenguk yang sakit, mengantarkan jenazah, memohonkan doa, mendoakan yang bersin, menolong yang dizalimi, menolong yang kesusahan, ikhlas nasihat, menutupi aib yang lainnya, dan lain-lain
2. Hak-hak khusus
Hak-hak khusus yang terpenting adalah :
a. hak saudaramu dalam hartamu
b. hak saudaramu dalam dirimu
c. hak saudaramu dalam lisanmu
d. hak saudaramu dalam hatimu
e. hak saudaramu atasmu agar engkau tidak memberi beban yang memberatkannya
f. hak saudaramu darimu atas mencintai yang bermanfaat baginya dan membenci kepada hal yang mudharat baginya
g. hak saudaramu darimu untuk saling menghapuskan kesalahan-kesalahannya dan menutupi cela-celanya serta menjaga ghibah
h. hak saudaramu atasmu agar menjadi penolong baginya
i. hak saudaramu atasmu untuk saling mengampuni dan memohon maaf baginya

Tata Cara dan Wasilah-Wasilah untuk Memperkokoh Ukhuwah
Ada beberapa cara praktis sebagai panduan untuk tercapainya kekokohan ruh ukhuwah, yaitu :
1. Memberi tahu kepada saudara yang dicintainya

“Apabila seseorang mencintai saudaranya maka hendaknya ia memberi tahu kepadanya.” (HR. Abu Daud dan Turmudzi)
2. Memanjatkan doa untuknya dari kejauhan ketika mereka saling berpisah
3. Bila anda berjumpa dengan saudara yang lain maka tunjukkanlah senyum kegembiraan dan manis muka
4. Berjabat tangan bila bertemu
5. Menyempatkan diri untuk mengunjungi saudaranya
6. Menyampaikan ucapan selamat berkenaan dengan sukses yang dicapai saudaranya
7. Memberikan hadiah yang bersifat insidental
8. Menaruh perhatian terhadap keperluan saudaranya
9. Menegakkan hak-hak ukhuwah saudaranya

Buah yang dihasilkan dari ukhuwah
Buah yang dapat dipetik dari ukhuwah fillah adalah :
1. Hatinya penuh dengan kebahagiaan
2. Allah melimpahkan rahmat, kasih sayang dan menghindarkannya dari siksa api neraka
3. Memperoleh rasa aman dak kebahagiaan sejati serta memperoleh ridha Allah
4. Merasakan dan menikmati kecintaan Allah dan Rasul-Nya
5. Dirinya telah menjadi pohon rindang keimanan yang berdaun lebat dan berbunga semerbak penuh keberkahan Ilahi
6. Memperoleh keselamatan
7. Mahabbah fillah merupakan taufik di dunia dan keridhaan Allah di akhirat kelak
8. Dapat ditambahnya tingkatan surga
9. Hatinya merasa tentram, aman, dan damai dari segala keresahan dan wajahnya akan bersinar di hari kiamat
10. Di hari kiamat ia akan bersama-sama dengan orang-orang yang telah diberi kenikmatan oleh Allah dan para rasul-Nya, para nabi, para syuhada, dan para shalihin
11. Ukhuwah merupakan jembatan menuju penerimaan Allah yang menuju kepada hidayah dan kesuksesan
12. Sesungguhnya Al-Hub fillah menunjukkan kesempurnaan diin seseorang dan merupakan kebahagiaan sejati baginya dan sekaligus menunjukkan rasa takutnya kepada Allah swt
13. Ukhuwah merupakan persahabatan yang membawa manfaat sekaligus merupakan langkah perjalanan yang baik dan indah serta membawa kebahagiaan
14. Memperoleh pahala yang besar
15. Disediakan baginya surga yang penuh kenikmatan

Ukhuwah di dalam masyarakat Islam periode pertama
Masyarakat Islam periode pertama terbagi atas dua periode yaitu masyarakat Mekah dan Madinah Al-Munawarah.
1. Masyarakat Mekkah
“Ikatan ukhuwah adalah sebaik-baik ikatan sebagai bentuk ketergantungan yang hakiki, yang dengannya akan semakin menambah kokohnya ikatan darah, ikatan nasab dan ikatan lainnya yang disertai keistimewaan-keistimewaannya.”
Di dalam masyarakat Mekah, sebelum masuk Islam, masyarakat Arab berdiri di atas nasab keturunan. Tapi setelah rasul menyebarkan islam, masyarakat hidup di atas prinsip wihdatul aqidah (kesatuan akidah) dan wihdatul ghayah (kesatuan tujuan) sehingga semuanya itu akan membentuk wihdatul syu’ur (kesatuan perasaan) yang dapat membawa tingkat ukhuwah yang sebenar-benar ukhuwah. Masyarakat islam itu berdiri atas asas takaful (melengkapi), takamul (menyempurnakan), dan tafahum (Memahami).
Wujud real dari keindahan ukhuwah Islamiyah :
1. Pemerataan ekonomi (at-takaful iqtishadi)
• Pembebasan budak seperti Abu Bakar yang membebaskan Bilal dari perbudakan yang tidak semestinya karena perasaan seiman dan seakidah yang mereka miliki karena Allah
• Rasulullah saw yang rela bersama pengikutnya dalam menghadapi kelaparan karena pemboikotan ekonomi oleh kaum quraisy
2. Menolak perlindungan dari musuh
Ustman bin Matghun rela menolak perlindungan dari al-wahid dan lebih memilih bergabung bersama saudaranya seiman yang mengutamakan perlindungan dan cinta dari Allah
3. Tebusan
Ali bin Abi Thalib rela menggantikan Rasulullah saw yang sedang dikejar-kejar musuh dengan tidur di tempat tidur rasulullah saw

2. Masyarakat Madinah
Dalam masyarakat madinah, rasul mempererat ukhuwah antara kaum muhajirin dengan kaum anshar, melalui sistem akhawain yaitu berpasang-pasangan di antara akhwat atau ikhwah. “Bersaudaralah kalian karena Allah dua-dua.” Maksudnya antara yang satu dengan yang lain saling memberi dan melengkapi tanpa mengharap imbalan apapun karena “Rasa kasih diibaratkan seperti air yang memancar keluar dengan kekuatannya sendiri, tidak perlu disedot dengan penghisap lain”
Dengan ukhuwah islamiyah, suatu peradaban dan penyebaran islam dapat berkembang pesat dan menempatkan ikatan iman dan ukhuwah sebagai prinsip bercinta dan bersaudara karena Allah. Menurut Prof. Syebriel, dekan fakultas hukum Universitas Viena, “Mestinya sejarah berterimakasih kepada Muhammad saw karena meskipun beliau buta huruf namun beliau adalah pembawa undang-undang terbaik sepanjang masa.”
Maka sudah sepantasnya kita sebagai umat rasulullah saw mengutamakan ukhuwah yang sebenar-benar ukhuwah

Tidak ada komentar: